Mohon tunggu...
Cerpen

Dibalik Kisah MOS Sekolah yang Berkesan

16 Maret 2016   13:44 Diperbarui: 16 Maret 2016   14:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang cerah, aku bersemangat yang membara untuk menjalani aktivas hari ini. Namaku, Mawar Julyone. Sebut saja Mawar. Hari ini, aku akan masuk pertama kali untuk sekolah di SMA N 1 Semarang. Aku menjalani hari ini dengan MOS (Masa Orientasi Siswa) yang dipandu oleh sekelompok OSIS untuk melatih mental dan memperkenalkan lingkungan sekolah untuk siswa baru. Kali ini aku sial, ban motorku bocor ditengah jalan. Aku hampir panik karena takut telat, kalian pasti tahu bagaimana hukumannya untuk siswa baru yang telat MOS, horor. Motorku pun aku bawa ke tambal ban untuk memperbaiki banku yang bocor. Hampir 30 menit aku menunggu dengan rasa gelisahan yang merasuki pikiranku. Akhirnya, ban motorku pun sudah diperbaiki.

Aku bergegas untuk berangkat sekolah, dan ternyata gerbang sekolah sudah ditutup. Aku hampir kehilangan akal karena panik, Aku adalah tipe cewek yang anti masuk ruang BK, karena sekali masuk ruang BK, maka dicap sebagai murid yang bermasalah.

Tiba-tiba ada seseorang yang menarikku dari belakang, aku sempat kaget dan teriak. Mulutku dibungkam oleh tangannya. Tanganku ditarik disampingnya.

 “Telat?” Tanya cowok itu

“I....iya” jawabku gugup dan badanku gemeteran

“Ayo ikut aku, lewat pintu belakang. Mumpung belom ada satpam disana.”  Ajaknya cowok itu

“Aku tidak mau, mau lewat sini aja” balasku sengit

“Yakin? Kamu kalau udah ketahuan guru BK, nanti bakal dihukum” Cowok itu sambil melihat jam yang melingkar ditangannya. Melihat jam sudah hampir mepet, cowok itu langsung membalikkan tubuhnya untuk pergi.

 “I...ya iyaa aku ikut masuk lewat pintu belakang” Kataku yang sambil gugup

“Ayooo” balasnya sambil mengangkat alis sebelah

Aku berusaha mengikuti langkahnya untuk berjalan dismapiingnya dengan nafas yang terengah-engah.

Akhirnya, sampai dipintu belakang. Ternyata pintu belakang sudah ditutup juga, tetapi tidak ada seorang guru maupun satpam yang menunggu disini. Cowok itu tiba-tiba menoreh ke arahku dan mengatakan “kamu naik dipunggungku, nanti manjat ke pagar lalu meloncatlah”

“Apa?? Aku tidak mau” balasku cuek

“Yaudah, kamu tak tinggal disini saja” balasnya sengit

“Jangan tinggal aku, aku takut” balasku sambil menarik lengan seragam cowok itu

“Makanya cepetan, keburu ketahuan guru disini” balasnya sambil menatap mataku

Aku mengatakan dengan suara samar-samar dengan rasa takut “I....ya aku akan lakukan itu” sambil suara terbata-bata

Pas udah sampai lapangan, aku mencoba lari agar tidak ketahuan guru. Beruntungnya, upacara pembukaan MOS belum dimulai, aku langsung mengikuti barisan terakhir.

“Oh iya, aku belum mengatakan Terima Kasih kepada cowok itu” kataku di dalam hati. Okelah, nanti kalau ketemu aku akan bilang kepadanya.

Matahari pun mulai terik ketika upacara belum selesai juga, saat selesai upacara dimulai dengan mengumpulkan barang bawaan MOS yang disuruh kakak angkatan MOS ini.

Acara selesai, aku berkenalan dengan siswa yang bernama Tirta. Pada saat kami mengobrol, saling bercanda, ternyata Tirta ini tetanggaku yang berjarak 4 rumah dari rumahku.

Kami (aku dan Tirta) memutuskan untuk ke kantin, kantin yang sangat rame ini dipenuhi siswa yang MOS dan kakak kelas. Aku melihat dari sudut ke sudut kantin ini, aku melihat cowok tadi yang membantuku. Aku nekad untuk menghampiri cowok itu saat cowok itu berkumpul dengan teman-temannya dengan nyanyi-nyanyi sangat heboh.

“Terima kasih ya telah membantuku tadi” kataku sambil nafas terbata-bata

Cowok itu langsung berdiri didepanku, “Iya sama-sama” balasnya sambil senyum

Tiba-tiba tanganku ditarik untuk meninggalkan kantin itu, cowok itu bilang “Namamu siapa?”

“Namaku Mawar, kamu?” balasku sambil menunduk kepala

“Aku Adam, kamu murid kelas berapa?” balasnya santai

“Murid kelas X-A kak” balasku sambil senyum

“Salam kenal yaa” katanya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman denganku

Tiba-tiba bel sudah berbunyi dan aku membalas salamannya. Segera aku meninggalkan cowok itu, aku malu saat cowok itu sempat berkenalan denganku.

“See you yaa, jangan telat lagi besok” Teriaknya Adam dan aku mengacuhkan omongannya Adam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun