Akhirnya, sampai dipintu belakang. Ternyata pintu belakang sudah ditutup juga, tetapi tidak ada seorang guru maupun satpam yang menunggu disini. Cowok itu tiba-tiba menoreh ke arahku dan mengatakan “kamu naik dipunggungku, nanti manjat ke pagar lalu meloncatlah”
“Apa?? Aku tidak mau” balasku cuek
“Yaudah, kamu tak tinggal disini saja” balasnya sengit
“Jangan tinggal aku, aku takut” balasku sambil menarik lengan seragam cowok itu
“Makanya cepetan, keburu ketahuan guru disini” balasnya sambil menatap mataku
Aku mengatakan dengan suara samar-samar dengan rasa takut “I....ya aku akan lakukan itu” sambil suara terbata-bata
Pas udah sampai lapangan, aku mencoba lari agar tidak ketahuan guru. Beruntungnya, upacara pembukaan MOS belum dimulai, aku langsung mengikuti barisan terakhir.
“Oh iya, aku belum mengatakan Terima Kasih kepada cowok itu” kataku di dalam hati. Okelah, nanti kalau ketemu aku akan bilang kepadanya.
Matahari pun mulai terik ketika upacara belum selesai juga, saat selesai upacara dimulai dengan mengumpulkan barang bawaan MOS yang disuruh kakak angkatan MOS ini.
Acara selesai, aku berkenalan dengan siswa yang bernama Tirta. Pada saat kami mengobrol, saling bercanda, ternyata Tirta ini tetanggaku yang berjarak 4 rumah dari rumahku.
Kami (aku dan Tirta) memutuskan untuk ke kantin, kantin yang sangat rame ini dipenuhi siswa yang MOS dan kakak kelas. Aku melihat dari sudut ke sudut kantin ini, aku melihat cowok tadi yang membantuku. Aku nekad untuk menghampiri cowok itu saat cowok itu berkumpul dengan teman-temannya dengan nyanyi-nyanyi sangat heboh.