Mohon tunggu...
Jamilah Rosnina
Jamilah Rosnina Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 2 Kotabaru

Berbagi Praktik Baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Seorang Pemimpin

28 April 2023   19:35 Diperbarui: 28 April 2023   19:37 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalammualaikum perkenalkan nama saya Jamilah Rosnina, S.Si, saya adalah CGP Angkatan 7 Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan, saya akan menuliskan pemahaman saya tentang hasil pembelajaran Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai seorang pemimpin.

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
  2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

 Kegiatan Pemantik:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

 "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas sebaik-baiknya pembelajaran adalah pembelajaran yang mempunyai makna dan nilai nilai kebajikan didalamnya sehingga pembelajaran tersebut dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri yaitu prilaku yang berbudi luhur dan juga dapat memberikan dampak positif bagi orang lain di lingkungan sekitar.
  • Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan yang didasari oleh nilai-nilai kebajikan akan membuat lingkungan yang positif, budaya positif, kondusif, aman dan nyaman.
  • Sebagai seorang pendidik harusnya dapat berkontribusi dalam tumbuh kembang anak secara positif, diperlukan kompetensi social emosional sebagai seorang pendidik sehingga dapat memberikan pengaruh social emosional murid dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter yang berlandaskan profil pelajar Pancasila.

 Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

 Filosofi Pratap Triloka khususnya Ing Ngarso Sung Tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa seorang guru harus mampu memberikan teladan atau contoh yang baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa (motivasi) dalam mewujudkan sebuah usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka Ing Madyo Mangun Karsa. Sebagai wujud pamungkas dari Pratap Triloka tersebut, dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan dan keselamatan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
  • Baik secara sadar maupun tidak, nilai-nilai yang ada pada diri kita sangat berpengaruh terhadap setiap keputusan yang kita ambil. Dan tentu saja hal ini menjadi prinsip dasar dalam pengambilan setiap keputusan. Nilai-nilai bagaikan gunung es yang hanya terlihat kecil dipermukaan air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah sadar kita. Maka penting untuk memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang kita ambil.
  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
  • Coaching merupakan sebuah kompetensi dalam menangani atau setidaknya mencari solusi terbaik dalam menghadapi sebuah permasalahan. Melalui langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal dilaksanakan dalam coaching, apalagi jika dikombinasikan dengan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal terpenting dalam setiap pengujian keputusan adalah evaluasi terhadap setiap keputusan yang telah diambil. Hal ini perlu dilakukan seiring dengan perkembangan permasalahan yang terjadi.
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
  • Pada 5 kompetensi sosial emosional, yang meliputi : kesadaran diri, pengelelolaan diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab tentunya akan sangat berdampak dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin, dimana semua keputusan tersebut berbasis pada nilai nilai kebajikan.
  • Nilai-nilai kebajikan ini tentunya sangat erat sekali dengan keempat kompetensi sebelumnya. Sehingga seorang guru akan mampu menyadari aspek sosial emosionalnya apabila sedang memutuskan segala sesuatu yang terkait nilai nilai tersebut. Selain hal tersebut, keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan, sehingga sesuai dengan nilai kebajikan bertanggung jawab.
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Dalam masalah ini, penggunaan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran. Akan tetapi jika yang terjadi adalah dilema etika, tetap perlu ada identifikasi terhadap 4 paradigma dan penggunaan 3 prinsip mengatasi masalah tersebut.

 

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Pengambilan keputusan yang tepat, tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut adalah kondisi yang tentunya sangat diinginkan. Maka untuk melakukan perubahan, diperlukan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA untuk melakukan perubahan-perubahan yang semakin jauh lebih baik.

 

Prinsip inkuiri apresiatif yang hanya memandang sebuah masalah dari sisi positifnya saja membuat kita sebagai pengambil keputusan selalu menguji pada tahap paradigma benar melawan benar. Bahkan sebagai pemimpin kita harus siap apabila dihadapkan pada prinsip resolusi dan investigasi opsi trilema. Trilema sebagai solusi benar vs benar ini harus tetap mengedepankan nilai tanggung jawab dalam setiap keputusan.

 

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Dalam kasus dilema etika, pada dasarnya apapun keputusan yang kita ambil dapat dibenarkan secara moral. Akan tetapi perlu memperhatikan prinsi-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Kita harus berfikir hasil akhir dari keputusan kita yang sesuai dengan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (end based thinking), dapat meminimalisir kemungkiinan akibat negative yang akan terjadi, kita juga harus melihat peraturan yang mendasari keputusan yang kita ambil (berpikir berbasis peraturan-rule based thinking) serta kita harus menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sesuai dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking).

 

Perbedaan cara pandang dan kepentingan dari orang-orang yang berada dalam masalah dan juga sulitnya mengubah pola pikir atau cara berpikir orang lain dalam memandang dilema etika. Untuk dapat menghasilkan keputusan yang tepat, tentu kita harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana orang hebat mengambil keputusan, prinsip ataupun paradigma apa yang digunakan dan juga bagaimana menguji tepat atau tidaknya keputusan kita.

 

Sehingga kita bisa memastikan apakah keputusan itu tepat, kesulitannya adalah mengubah cara pandang mengenai prinsip pengambilan keputusan ini,sehingga bisa langsung dalam pengambilan keputusan. Kemudian tantangan berikutnya adalah Nilai dan budaya masyarakat yang ada di lingkungan, hambatannya adalah bagaimana mengakomodasi nilai budaya di lingkungan dalam keputusan yang diambil sehingga bisa menghasilkan keputusan yang tentunya tepat dan tidak bertentangan dengan nilai moral umum.

 

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

Keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran tentunya harus memerdekakan murid-murid kita. Keputusan seorang guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan tuntunan yang bisa mengarahkan siswa pada pengembangan potensi, kebebasan berpendapat dan kebebasan mengekspresikan diri dalam proses pembelajaran sehingga mereka mendapatkan kebebasan belajarnya.

 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembeajaran, kita harus benar-benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajarann sehingga mampu menciptakan masa depan yang cerah bagi murid.

 

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Kesimpulan akhir dari modul 3.1 kaitan dengan modul sebelumnya bahwasanya pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, sesuai dengan filosofis KHD bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan.

 

Dalam melaksanakan proses pendidikan seorang pendidik harus mampu melihat memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola Kompetensi sosial emosional yang dimiliki untuk mengambil sebuah keputusan. Dan untuk mengambil keputusan yang baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan

 

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

 

Saya sudah memahami konsep modul 3.1 sehubungan dengan permasalahan yang merupakan dilema etika dan bujukan moral. Ketika menghadapi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan pola tersebut merupakan 4 paradigma yang dikategorikan : individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka Panjang. kemudian Langkah berikutnya dalam membantu menghadapi pilihan dari dua permasalahan gunakan 3 prinsip pengambilan keputusan : berfikir berbasis akhir, berfikir berbasis peraturan, berfikir berbasis rasa peduli. Untuk memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil ada 9 langkah yang dapat dilakukan, dan di luar dugaan saya ternyata Ketika kita menemukan dalam pengujian benar/salah terdapat pelanggaran hukum maka langkah berikutnya tidak dilanjutkan karena hal tersebut sudah meghasilkan keputusan yang yang salah dan tidak bisa dilaksanakan uji/Langkah berikutnya.

 

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

 

Sebelum saya mempelajari modul ini saya pernah menemukan kasus dilema etika rasa keadilan vs rasa kasihan, yang mana sebelum saya mempelajari modul 3.1 ini saya lebih memikirkan Langkah penyelesaian masalah dengan kondisi nyata kejadian, lebih mendiskusikan kepada pihak yang mempunyai wewenang  untuk penentuan keputusan yang berkompeten, terkadang juga masih terlupakan untuk menimbang akibat yang akan terjadi dikemudian hari, dan juga yang sangat penting adalah pada saat saya mempelajari modul 3.1 ini saya menjadi memahami perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika, dan juga saya mempunyai pengetahuan bahwa dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab apalagi melibatkan banyak orang harus melewati tahapan-tahapan pengujian dalam mengambil keputusan.

 

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

Setelah mempelajari modul ini saya jadi lebih teliti mengidentifikasi setiap permasalahan yang di hadapi, kemudian dalam mengambil keputusan, gunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

 

Materi pada modul 3.1 bagi saya sangat penting dan bermakna, karena dimanapun dan sebagai apa peran kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk mengambil keputusan. Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Sebagai landasan dalam pengambilan keputusan tersebut tentunya mengacu pada 9 langkah 4 paradigma dan 3 prinsip. Selain itu keputusan diambil melalui tiga uji yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

 

Demikian koneksi antar materi yang saya paparkan, saya menyadari masih sangat perlu untuk belajar lebih banyak, untuk itu mohon masukannya agar menjadikan motivasi bagi saya untuk selalu tergerak belajar dan melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk orang lain. Guru tergerak, bergerak dan menggerakan. Guru bergerak Indonesia maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun