Assalammualaikum perkenalkan nama saya Jamilah Rosnina, S.Si, saya adalah CGP Angkatan 7 Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan, saya akan menuliskan pemahaman saya tentang hasil pembelajaran Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai seorang pemimpin.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
- CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
 Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
 "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
- Dari kutipan di atas sebaik-baiknya pembelajaran adalah pembelajaran yang mempunyai makna dan nilai nilai kebajikan didalamnya sehingga pembelajaran tersebut dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri yaitu prilaku yang berbudi luhur dan juga dapat memberikan dampak positif bagi orang lain di lingkungan sekitar.
- Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan yang didasari oleh nilai-nilai kebajikan akan membuat lingkungan yang positif, budaya positif, kondusif, aman dan nyaman.
- Sebagai seorang pendidik harusnya dapat berkontribusi dalam tumbuh kembang anak secara positif, diperlukan kompetensi social emosional sebagai seorang pendidik sehingga dapat memberikan pengaruh social emosional murid dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter yang berlandaskan profil pelajar Pancasila.
 Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
 Filosofi Pratap Triloka khususnya Ing Ngarso Sung Tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa seorang guru harus mampu memberikan teladan atau contoh yang baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa (motivasi) dalam mewujudkan sebuah usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka Ing Madyo Mangun Karsa. Sebagai wujud pamungkas dari Pratap Triloka tersebut, dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan dan keselamatan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
- Baik secara sadar maupun tidak, nilai-nilai yang ada pada diri kita sangat berpengaruh terhadap setiap keputusan yang kita ambil. Dan tentu saja hal ini menjadi prinsip dasar dalam pengambilan setiap keputusan. Nilai-nilai bagaikan gunung es yang hanya terlihat kecil dipermukaan air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah sadar kita. Maka penting untuk memupuk nilai-nilai positif dalam diri kita yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang kita ambil.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
- Coaching merupakan sebuah kompetensi dalam menangani atau setidaknya mencari solusi terbaik dalam menghadapi sebuah permasalahan. Melalui langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal dilaksanakan dalam coaching, apalagi jika dikombinasikan dengan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal terpenting dalam setiap pengujian keputusan adalah evaluasi terhadap setiap keputusan yang telah diambil. Hal ini perlu dilakukan seiring dengan perkembangan permasalahan yang terjadi.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
- Pada 5 kompetensi sosial emosional, yang meliputi : kesadaran diri, pengelelolaan diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab tentunya akan sangat berdampak dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin, dimana semua keputusan tersebut berbasis pada nilai nilai kebajikan.
- Nilai-nilai kebajikan ini tentunya sangat erat sekali dengan keempat kompetensi sebelumnya. Sehingga seorang guru akan mampu menyadari aspek sosial emosionalnya apabila sedang memutuskan segala sesuatu yang terkait nilai nilai tersebut. Selain hal tersebut, keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan, sehingga sesuai dengan nilai kebajikan bertanggung jawab.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
 Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika diperlukan kesadaran diri atau self awareness dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Dalam masalah ini, penggunaan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. Apabila permasalahan yang dihadapi adalah bujukan moral maka dengan tegas sebagai seorang guru, kita harus kembali ke nilai-nilai kebenaran. Akan tetapi jika yang terjadi adalah dilema etika, tetap perlu ada identifikasi terhadap 4 paradigma dan penggunaan 3 prinsip mengatasi masalah tersebut.
Â
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Â