Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Supervisi Akademik

Membuat keterhubungan

• Kegiatan-kegiatan supervise yang pernah saya hadapi adalah kebanyakan lebih kepada observasi saya mengajar didalam kelas saja, pada saat supervise biasanya saya menerima jadwal dan supervise berjalan sesuai jadwal, terkadang terdapat kegiatan pra observasi yaitu menanyakan kesiapan perangkat pembelajaran dan persiapan diri, kegiatan pasca observasinya adalah berisi tentang percakapan supervisor menyampaikan kekurangan-kekurangan pada saat saya diobservasi dan saran tindak lanjut ke depan.
• Kedepannya saya akan menerapkan proses coaching ini dalam peningkatkan kompetensi guru, dengan menggunakan prinsip coaching yaitu, kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi dengan alur percakapan menggunakan alur TIRTA.
• Keterkaitan dengan modul yang lain adalah :
• Modul 2.1. Pembelajaran berdiferensiasi, Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian kegiatan masuk akal yang dilakukan guru yang berorientasi pada kebutuhan murid untuk memaksimalkan potensi murid, begitu pula proses coaching dilaksanakan untuk memaksimalkan potensi coachee dalam menemukan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi coachee.
• Modul 2.2. Pembelajaran sosio emosional terdapat tekhnik STOP untuk meningkatkan kesadaran diri murid agar fokus dan mengikuti pembelajaran dengan kondusif, begitu pula dengan kompetensi inti yang dimiliki coach salah satunya untuk membangun kemitraan yang baik dalam proses coaching coach harus tetap bisa memiliki kehadiran penuh (precense), sehingga dalam menguatkan kompstensu kehadiran penuh coach dapat menerapkan tekhnik STOP untuk dapat meningkatkan kesadaran diri.
•  Informasi lain yang saya dapatkan adalah dari artikel ESQ leadership control dengan link https://esqtraining.com/cara-coaching-yang-efektif-untuk-karyawan-baru-perusahaan/, artikel ini berisi tentang cara coaching untuk karyawan baru, sangat menginspirasi sekali, ternyata prinsip kerja coaching memang sudah dilakukan diperusahaan-perusahaan, yang mana semakin merubah pemahaman saya sebelumnya yaitu dalam hubungan kemitraan antara bawahan dan atasan itu hanya ada mentoring dan konseling, ternyata saya baru mengetahui bahwa coaching lebih efektif dalam hubungan kemitraan membangun potensi yang mendorong untuk melakukan perbaikan/ perubahan bagi coachee.