Kita hanya sering disajikan tayangan-tayangan yang membuat panas telinga. Ibarat sebuah cerita sinetron yang tidak memiliki akhir episode. Tayangan yang hanya dibuat sedemikian menarik karena dilihat dari sisi bisnis yang bernilai jual tinggi.
Masyarakat membangun opininya masing-masing, ini dan itu menjadi hal yang dipertentangkan tanpa ada dalil yang kuat dan tanpa ada kesadaran yang mendasar.
Parahnya lagi, semua orang merasa benar pada dirinya. Kita saat ini dikelilingi oleh orang-orang yang bernalar tinggi, tapi nihil pada proses keteladanan sehingga tidak ada keberkahan dan tidak ada kedamaian. Yang muncul hanyalah kecurangan, ketidak jujuran, dan penindasan.
Hakikat penciptaan manusia sebagai khalifatun fil ard seolah lenyap ke dasar bumi. Lantas, jika hal ini terjadi, maka siapa yang dapat menjadi teladan kita saat ini? Apakah anda? Anda? Atau Anda? Pejabat legislatif, eksekutif, yudikatif, masyarakat biasa, tukang becak, mahasiswa, guru, dosen aparat hukum, ada dari oknum mereka yang sering melakukan praktik korupsi ini.
Maka tidak heran jika korupsi menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Hari ini muncul aktor korupsi baru maka besok atau lusa muncul lagi aktor korupsi yang lain. Seolah tidak ada habisnya dan memang tidak akan pernah habis, karena boleh dikata rata-rata manusia sering terlibat dalam praktik korupsi atau ketidak jujuran.
Sekali lagi, mari kita memberikan penilaian terhadap diri kita masing-masing. Apakah kita sudah berlaku jujur pada diri dan lingkungan kita ataukah belum? Hanya kita dan Tuhan yang tahu tentang hal itu. Mari kita berusaha untuk selalu berlaku baik. Menjadi teladan yang indah bagi diri dan lingkungan disekitar kita. Memperbaiki setiap kesalahan dan menata kehidupan madani. Menjadi manusia yang bermoral yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H