Mohon tunggu...
Jamil Mubarok
Jamil Mubarok Mohon Tunggu... -

Peneliti MTI (Masyarakat Transparansi Indonesia) www.transparansi.or.id Lahir di Tasikmalaya, 06 Nopember 1981

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Box untuk Koruptor China

26 Januari 2010   16:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:15 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_61843" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Presiden Cina Hu Jintao yang lahir di Jiangyan 21 Desember 1942 dan dilantik 15 Maret 2003 saat kampanye mengatakan kalau dia terpilih akan melakukan pemberantasan korupsi ke depan, bukan ke belakang. Maksudnya, korupsi yang ditindak tegas saat dia berkuasa ke depan, bukan ke belakang (sebelum dia berkuasa). Untuk janjinya itu, Hu Jintao menyediakan 100 peti mati. 99 peti mati bagi para koruptor, yang satu lagi  buat dirinya jika ia tidak melaksanakan janjinya atau malah melakukan korupsi pula. Satu bulan setelah Hu Jintao menjabat, Walikota Bejing Liu Zhimen masuk peti mati karena kedapatan korupsi sebesar 2 juta dolar AS. Berbeda dengan para penguasa di Indonesia, dari mulai Bupati, Gubernur, Anggota DPR sampai Presiden berkampanye menebar janji pemberantasan korupsi hanya dibibir saja, tidak ada satupun yang berjanji jika dirinya korupsi maka saya siap di penjara apalagi siap dihukum mati. Di China Karena sudah ada contoh yang dilihat langsung, rakyat dan elite meyakini bahwa Hu Jintao tidak main-main dengan janjinya. Maka, setelah itu, kondisi birokrasi di Cina relatif membaik. Namun di Indonesia, karena belum ada contoh maka kondisi birokrasi bukan membaik tapi memburuk. Ini sebuah hasil komitmen kampanye yang setengah-tengah dari para penguasa yang berdampak bagi rakyatnya. Hu Jintao adalah pemimpin yang dapat jadi contoh (teladan) bagi rakyat. Kenapa Hu Jintao dapat menjadi teladan? Karena ia jujur, adil, dan terbuka, bagi siapa saja, termasuk dirinya. Jujur, ditandai pertama tidak mengambil uang rakyat sepeser pun, jika tidak sesuai dengan peraturan. Misal, kalau di Indonesia komisi proyek yang biasanya 35 persen atau 10 persen paling rendah, ini tidak berlaku bagi pemerintahan Hu Jintao. Pemimpin yang mencintai rakyatnya tidak akan mengambil sepeser pun dari uang proyek tersebut. Dan proyek tersebut diumumkan di koran sehingga terbuka serta gampang diawasi oleh rakyat. Dengan demikian, pembangunan akan menciptakan proyek yang sangat berkualitas. Jika selalu merenungi dan menyaksikan perbuatan para penguasa di negeri ini sehari-harinya, hanya ada kata HERAN?? kENAPA BEGITUU?? KAPAN MAU BERUBAH??? Tapi jangan kecil hati, di Indonesia tiidak kalah juga dengan BOX peti mati-nya untuk koruptor di China, Indonesiapun menyediakan BOX untuk para koruptor yaitu Po BOX 9949 JKT 1000 (minimal kata BOXnya sama), sebagai desk pelaporan atau pengaduan masyarakat yang dibuat SBY. Inipun hasilnya masih patut dipertanyakan. Optimal atau tidak? jawabannya ; Silahkan tanyakan ke Po Box itu. Selamat Bergundah Ria Menyaksikan Negeri ini..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun