Mohon tunggu...
Jamiatus saadah
Jamiatus saadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

INTP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengetahui Perkembangan Bahasa Reseptif pada Anak

15 Maret 2022   22:47 Diperbarui: 15 Maret 2022   22:52 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo para pembaca ...

kali ini kita akan membahas mengenai perkembangan bahasa pada anak.

Pengertian dari bahasa sendiri adalah semua upaya berkomunikasi, pikiran, ide dan perasaan disimbolisasikan untuk dapat memberi pengertian kepada orang lain. 

Seperti yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari ketika kita ingin mengajak ngobrol orang atau ingin berinteraksi maka dengan menggunakan bahasa orang lain mampu memahami apa yang kita maksut dan sebaliknya sehingga terciptalah komunikasi yang baik.

Bahasa yang mengacu kepada kemampuan untuk mengerti bahasa orang lain meliputi kemampuan visual dan kemampuan auditori (mendengarkan) disebut dengan bahasa reseptif. 

Sedangkan bahasa yang mengacu kepada kemampuan anak untuk mengungkapkan baik secara visual (tulisan, tanda) atau auditori (berbicara) adalah bahasa ekspresif, Nah jadi berbicara termasuk ke dalam bentuk bahasa ekspresif yang diucapkan dan berhubungan dengan aspek mekanis produksi suara. Namun kali ini kita akan fokus ke pada perkembangan bahasa reseptif anak.

Keberhasilan perkembangan bicara dan bahasa tergantung pada integrasi antara kognitif, auditori dan sistem motor.

Anak ataupun bayi secara normal ketika ingin berkomunikasi akan memperlihatkan perkembangan  kemampuan bahasa dan bicara  sesuai pada tahapan perkembangan mereka, namun apa bila perkembangan bicara anak secara signifikan dibawah standar anak normal dengan usia sama maka secara umum bayi tersebut dikatakan mengalami keterlambatan.

Nah berikut adalah tahapan  perkembangan kemampuan basaha dan bicara pada anak

Usia 0-12

anak ketika berusia 1-3 bulan biasanya menangis ketika meninginkan segala hal, nah dengan cara menangis inilah anak berkomunikasi. Pada usia ini juga anak membuat suara-suara vokal seperti oooh, aaaah, uuuuhhh (mendekut/cooing), juga anak akan terkejut ketika mendengar suara keras, mulai memberikan perhatian ke suara ibu, memperhatikan wajah dan tersenyum.

selanjutnya ketika anak berusia 4-5 bulan ia mulai menoleh ketika mendengar suara, mulai tertawa dan mengikik, anak mulai ileran, sekua menyemburkan ludah, mendekut semakin sering terutama saat merespon sesuatu.

pada usia 6 bulan anak mulai merespon apabila dipanggil namanya, sering memperhatikan mulut ketika ada orang yang berbicara, mulai berceloteh dan sering menngunakan "O" / "U", serta mengeluarkan suara-suara seperti mengejek yang menggemaskan.

ketika anak berusia 7-9 bulan anak mulai memperhatikan percakapan selain itu anak juga mulai memahami beberapa kata, mengerti kata "tidak", bisa mengucapkan dua silabel secara bersamaan, mengikuti nyanyian dengan bahasanya sendiri.

Perkembangan selanjutnya ketika anak berusia 10-12 Bulan mulai memahami perintah sederhana, menunjukan reaksi ketika ada  musik seperti gerakan tarian, mulai meniru berbagai macam suara, bisa mengucapkan 1-3 kata.

Usia 1-3 Tahun

Pada umur 1-2 tahun anak dapat mengikuti perintah sederhana dan pertanyaan sederhana, anak juga dapat menunjukkan gambar-gambar di dalam buku, suka mendengarkan cerita sederhana dan menikmati ketika ada orang bernyanyi. Kemudian ketika anak umur 2-3 tahun, sudah dapat memahami dua kalimat perintah, misalnya "Copot kaus kakimu dan taruh di keranjang cucian". Serta anak mengerti konsep berlawanan panas dan dingin, baik dan buruk, berhenti dan berjalan, dll.

Usia 3-5 Tahun

Pada tahap ini anak mampu memahami beberapa perintah secara bersamaan. mengulang kalimat yang kompleks, memahami aturan permainan, juga  senang dan menghargai bacaan.

terimakasih sudah membaca artikel saya, semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun