Ilmu lingkungan memberikan kerangka kerja ilmiah untuk memahami dinamika sistem air dan bagaimana interaksinya dengan aktivitas manusia. Pendekatan yang berlandaskan ekosistem, yang sering dibahas dalam ilmu lingkungan, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian ekosistem perairan. Berikut adalah beberapa strategi berbasis ilmu lingkungan yang relevan untuk pengelolaan air dalam pertanian:
- Irigasi yang Efisien. Teknologi irigasi terbaru, seperti irigasi tetes dan sprinkler, dapat mengurangi pemborosan air sambil meningkatkan produktivitas. Dengan memanfaatkan data cuaca dan kelembapan tanah, sistem irigasi pintar dapat menjamin pasokan air yang tepat untuk tanaman (Bappenas, 2022).
- Pengelolaan Lahan Berbasis Konservasi. Metode seperti pengolahan tanah yang minim, rotasi tanaman, dan agroforestri dapat membantu menjaga kelembapan tanah, mengurangi erosi, dan meningkatkan retensi air, sehingga kebutuhan air tanaman dapat berkurang (Unud.ac.id, 2023).
- Pengelolaan limbah Pertanian. Limbah cair dari sektor pertanian bisa diproses dan dimanfaatkan kembali untuk irigasi, yang mengurangi tekanan terhadap sumber daya air bersih. Pendekatan ini juga berkontribusi pada pengurangan pencemaran air.
- Penggunaan Teknologi Pemantauan. Pemanfaatan sensor, citra satelit, dan sistem informasi geografis (GIS) memungkinkan pemantauan penggunaan air secara langsung, sehingga petani dapat mengelola air dengan lebih efektif (Water.co.id, 2023).
Â
Ketahanan Pangan sebagai Tujuan Utama
Pengelolaan air yang efektif tidak hanya memastikan pasokan air yang cukup untuk pertanian tetapi juga mendukung ketahanan pangan secara keseluruhan. Dengan mengurangi pemborosan air, meningkatkan produktivitas lahan, dan meminimalkan dampak lingkungan, strategi berbasis ilmu lingkungan membantu menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh terhadap tantangan di masa depan. Ilmu lingkungan berfungsi untuk mengembangkan sistem pertanian yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, terutama dalam hal pemanfaatan air yang efisien dan pemulihan ekosistem. Contohnya, sistem pertanian yang berakar pada agroekologi yang mengintegrasikan praktik berkelanjutan, seperti pengelolaan curah hujan dan pelestarian tanaman, dapat mengurangi ketergantungan pada sumber air yang terbatas serta mendukung keberlanjutan pasokan pangan dalam jangka panjang.Â
             Â
Â
Kesimpulan
Pengaturan air yang efektif tidak hanya memastikan ketersediaan air yang memadai untuk pertanian, tetapi juga mendukung ketahanan pangan secara keseluruhan. Dengan mengurangi penggunaan air yang tidak perlu, meningkatkan produktivitas lahan, dan mengurangi dampak terhadap lingkungan, pendekatan yang berlandaskan pada ilmu lingkungan dapat berkontribusi dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh menghadapi tantangan di hari-hari mendatang.
Daftar Pustaka
- Bappenas. (2022). Ketersediaan Sumber Daya Air untuk Ketahanan Pangan, Energi, dan Lingkungan. Diakses dari https://kmc-pengairan.bappenas.go.id
- Unud.ac.id. (2023). Peran Pengelolaan Air untuk Menunjang Ketahanan Pangan. Diakses dari https://www.unud.ac.id
- Water.co.id. (2023). Pengolahan Air untuk Pertanian Berkelanjutan. Diakses dari https://water.co.id
- Pengetahuan Hijau. (2023). Membangun Ketahanan Pangan Melalui Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan. Diakses dari https://pengetahuanhijau.batukarinfo.com
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H