Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pintar Ngomong tapi Tak Pintar Kerja

17 Oktober 2022   14:11 Diperbarui: 17 Oktober 2022   14:20 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara bercanda teman-teman membuatkan kuestioner kecil-kecilan, mana yang akan kamu pilih, pintar kerja tapi tak pintar omong, atau banyak omong tapi nggak bisa kerja.

Entah mungkin karena teman-teman ini semuanya pekerja keras dengan karier yang cemerlang, semuanya memilih untuk pintar kerja tak bisa ngomong sebagai pilihan pertama.

Lalu saya teringat selama karier di perusahaan sebagai manajemen.

Dulu ada teman satu kantor yang kebetulan berbeda divisi dengan saya, ia begitu pintar sekali ngomong - merangkai kata-kata adalah keunggulan utama. Dalam berbagai rapat dengan direksi, kemampuan dia sering memukau saya. Koq bisa ya, ngomongnya pintar begitu. 

Dan yang lebih hebatnya lagi dia tidak pernah dipecat atau kena sangsi, walalupun selama saya bekerja di perusahaan itu, semua target yang diberikan oleh pimpinan tidak pernah dicapai. Kami semua yang berada diperusahaan itu bertanggung jawab kepada direksi yang juga adalah profesional yang sama sekali tidak ada hubungan dengan pemilik modal.

Setelah itu saya pindah kerja ditempat lain, pada saat yang sama saya masuk bekerja diperusahaan baru itu - masuk juga teman lain divisi yang baru juga di rekrut oleh perusahaan.

Dalam berbagai meeting perusahaan dengan direksi, saya menemukan sosok diperusahaan sebelumnya. Pribadi yang pintar sekali omong, mengolah kata, tapi hasil kerjanya nol.

Sekali ini saya taruhan makan siang dengan rekan satu divisi, bahwa orang tersebut tidak akan dipecat. Iseng-iseng berhadiah dengan harapan dapat makan siang gratis.

Tetapi sekali ini sial. Saya kalah dan harus membayar makan siang alih-alih dibayar.

Ternyata orang yang pintar omong tapi kerjanya nol besar itu dipecat oleh direksi. Koq bisa.

Setelah analisa sana-sini, saya bertanya apakah direksi yang memimpin itu profesional yang direkrut dari luar atau keluarga pemilik yang menjadi direksi.

Info dari sekretaris perusahaan, jajaran direksi adalah juga pemilik perusahaan. Dari sinilah saya mengambil kesimpulan, bahwa jika anda berurusan dengan pemilik langsung perusahaan - kepintaran dalam omong-omong tanpa hasil kerja yang nyata sama sekali tidak berguna.

Jadi hati-hatilah dengan mereka yang hanya pintar ngomong tapi tak pintar kerja. Kalian harus menganalisa dulu siapa penentu keputusan untuk mempekerjakan anda. 

Kalau mereka adalah pemilik langsung perusahaan, maka umur ngibulmu hanya seumur jagung. Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun