Gotak gatik, negosiasi semuanya tengah terjadi dipanggung belakang tentang siapa yang akan disepakati oleh partai politik untuk diajukan sebagai kandidat presiden pada pemilu nanti.
Beruntungnya hingar bingar negosiasi dipanggung belakang ini tidak terlalu terdengar di panggung depan, sehingga rakyat tidak dibuat bising karenanya.
Semua partai politik mengatakan bahwa mereka masih mempersiapkan kandidat yang tepat untuk diajukan. Semua tahu bahwa mereka membutuhkan koalisi yang besar untuk memenangkan kandidat mereka, tanpa koalisi yang besar - pilihan mereka hanya akan menjadi pelengkap penderita saja pada kontestasi nanti.
Coba kita merangkai beberapa kemungkinan pasangan calon.
Kemungkinan Pertama
Jika Prabowo maju sebagai calon, maka wakilnya tentulah PDIP ingin agar dari kadernya - entah itu Ganjar atau Puan Maharani. Maka bisa dipastikan format pasangan seperti ini sulit untuk mendapatkan dukungan dari partai politik lain. Karena akan ada yang menggoda Ganjar untuk menjadi calon presiden dari koalisi mereka dengan menempatkan posisi wakil presiden dari partai pendukung.
Kemungkinan Kedua
Jika Ganjar yang menjadi calon presiden dan Prabowo tidak maju - hanya menempatkan pilihannya sebagai calon wakil presiden, inipun format pasangan yang nyaris tidak direstui oleh partai diluar PDIP dan Gerindra, karena mereka tidak ingin kader PDIP yang meneruskan sebagai presiden melanjutkan pemerintahan Jokowi.
Kemungkinan Ketiga
Semua format pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diajukan  tidak ada yang mendapatkan dukungan secara bulat. Nah pada tahap inilah disepakati jalan tengah - kandidat kuda hitam. Siapa kandidatnya.
Menurut pandangan saya, kandidat kuda hitam ini tidak mungkin keluar dari kantong partai politik tetapi akan keluar dari kantong Presiden Jokowi sebagai orang yang bisa berdiri ditengah-tengah pusaran partai politik.
Jokowi tentu mengetahui apa saja tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia baik sekarang maupun kedepan, dan iapun tahu secara cukup jelas kinerja dari masing-masing kandidat yang dinegosiasikan oleh partai politik. Dan karena itu, menurut pendapat pribadi saya berdasarkan kebiasaan dan pola tindak Jokowi, maka kuda hitam yang akan diajukan oleh Jokowi adalah Jenderal Andika Perkasa.
Ia menyadari bahwa kualitas dan kapasitas yang dimiliki oleh Jenderal Andika Perkasa sudah cukup mumpuni untuk memimpin Indonesia menuju Indonesia emas.
Akankah Jenderal Andika Perkasa bisa diterima oleh semua partai politik? Sebagaimana ia diterima sebagai bagian dari keluarga dalam acara pernikahan adik Jokowi baru-baru  ini di Solo. Menurut saya beliau akan dengan cepat bisa diterima. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H