Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat SMA Bintang Sekolah, Setelah Lulus Kembang Kempis

22 April 2022   14:46 Diperbarui: 22 April 2022   15:06 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentulah kita masing-masing punya cerita ketika masih sekolah di SMA memandang teman yang mempunyai nilai akademis yang tinggi, cenderung kita menatap mereka dengan pikiran bahwa kelak dikemudian hari tentulah teman ini akan menjadi orang besar dan sukses dalam kehidupannya.

Dan bilamana kita sungguh mengidolakannya, maka apa yang dikenakan olehnya pun kita tiru - walaupun nampak aneh dan norak.

Setelah lulus SMA biasanya kita akan bertanya di hari perpisahan sekolah - kemana si jagoan tadi akan melanjutkan sekolahnya.

Wah, bertambahlah kekaguman kita karena mengetahui bahwa ia diterima disekolah yang paling hebat di negeri ini - dan masuknya dia kesana pun menambah decak kagum, masuk melalui jalur tanpa tes - langsung diterima, sedangkan kita tahu untuk masuk universitas tersebut dan fakultas yang favorit yang dimasukinya setidaknya kita harus mengalahkan puluhan ribu orang lain agar bisa diterima.

Lengkaplah sudah kekaguman itu.

Waktupun berjalan, masing-masing sibuk dengan kegiatannya. Hampir tidak pernah lagi berhubungan, semua tenggelam dengan karir dan rumah tangga masing-masing.

Masa itu 25 tahun berlalu tanpa terasa. Semua kenangan kembali menyatu dalam sebuah acara bertajuk reuni akbar 25 tahun SMA titik-titik.

Semua saling bercengkrama, bertukar senyum dan canda semasa SMA. Tawa dan gelak terus berbunyi seolah ombak yang mampir ke tepi pantai - tidak henti dan tiada akhir.

Mata mulai mencari-cari kemana di jagoan SMA saat ini berada. Ternyata ia sudah ringkih, wajahnya penuh guratan karena lelah dan pandangan mata tidak lagi bernas seperti dulu.

Apa gerangan yang terjadi?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun