Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung: Dalam Pandangan Manusia Biasa

14 April 2022   13:51 Diperbarui: 14 April 2022   14:10 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumat agung diperingati sebagai hari dimana Yesus Kristus disalibkan di bukit golgota. Selain kamis putih dan minggu Paskah. Ini adalah rangkaian tri hari suci bagi umat kristen/katolik diseluruh dunia.

Apa yang terjadi pada hari Jumat Agung?. Pada hari itu Yesus Kristus disalibkan dan diperkirakan pada pukul 3 siang menghembuskan nafas terakhirnya.

Yesus disalibkan atau lebih tepatnya dibunuh karena Ia tidak sejalan dengan pandangan orang-orang pada masa itu terhadap apa yang sudah dilakukannya.

Sungguh sadis ya, orang yang tidak sepandangan dengan mudahnya dituduh lalu dibunuh dengan cara disalib.

Ya, itulah keganasan dan keliaran manusia, dari dulu hingga sekarang - mungkin caranya berbeda tetapi esensinya tetap sama. Berbeda, singkirkan - jangan diberikan ruang. Semakin cepat hilang semakin baik.

Sebetulnya apa yang dilakukan oleh Yesus pada masa itu?. 

Dalam injil dikatakan Yesus mengajarkan tentang cinta kasih, melengkapi sepuluh perintah Allah yang sudah lebih dahulu diturunkan oleh Allah kepada Musa.

Cinta kasih itu apa?.

Kalau ada yang sakit dibantu. Makanya Yesus banyak sekali melakukan mujizat penyembuhan.

Kalau ada yang dianiaya di tolong. Oleh karena itu Yesus menolong seorang perempuan yang ingin dirajam oleh massa karena ketahuan berbuat zina.

Kalau ada yang berbuat curang jangan berpikir untuk membalas - makanya Yesus mengatakan jika ada yang menamparmu pipi kiri, maka berikan juga pipi kananmu.

Kalau ada yang berbuat kekerasan jangan melawan dengan kekerasan - makanya ketika prajurit romawi yang ditebas telinganya oleh Petrus muridnya yang menjadi Paus pertama - Yesus menyambungkan kembali telinga yang putus itu kembali utuh ketempatnya semula. Dan Yesus melarang Petrus untuk melawan.

Jadi sebetulnya apa yang perlu ditakuti oleh orang-orang pada zaman itu terhadap Yesus.

Yesus tidak membentuk pasukan tentara untuk melindungi dirinya atau berniat merampas kekuasaan dan membentuk kerajaannya sendiri disana.

Kita yang saat ini sudah hidup 2000 tahun setelah Yesus ada, dapat melihatnya dengan jernih- bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang itu terhadap Yesus hanyalah semacam fobia dalam bahasa moderen.

Ketakutan yang tidak dilandasi oleh fakta tetapi lebih kepada prasangka buruk semata.

Semoga dengan peringatan Jumat Agung ini, kembali kita menata pikiran kita - apakah sungguh itu fakta atau sekedar prasangka jika menghadapi sebuah situasi atau sebuah fenomena. Jangan lagi kita menyalibkan orang lain seperti orang Yahudi menyalibkan Yesus. Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun