Kalau ada yang berbuat curang jangan berpikir untuk membalas - makanya Yesus mengatakan jika ada yang menamparmu pipi kiri, maka berikan juga pipi kananmu.
Kalau ada yang berbuat kekerasan jangan melawan dengan kekerasan - makanya ketika prajurit romawi yang ditebas telinganya oleh Petrus muridnya yang menjadi Paus pertama - Yesus menyambungkan kembali telinga yang putus itu kembali utuh ketempatnya semula. Dan Yesus melarang Petrus untuk melawan.
Jadi sebetulnya apa yang perlu ditakuti oleh orang-orang pada zaman itu terhadap Yesus.
Yesus tidak membentuk pasukan tentara untuk melindungi dirinya atau berniat merampas kekuasaan dan membentuk kerajaannya sendiri disana.
Kita yang saat ini sudah hidup 2000 tahun setelah Yesus ada, dapat melihatnya dengan jernih- bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang itu terhadap Yesus hanyalah semacam fobia dalam bahasa moderen.
Ketakutan yang tidak dilandasi oleh fakta tetapi lebih kepada prasangka buruk semata.
Semoga dengan peringatan Jumat Agung ini, kembali kita menata pikiran kita - apakah sungguh itu fakta atau sekedar prasangka jika menghadapi sebuah situasi atau sebuah fenomena. Jangan lagi kita menyalibkan orang lain seperti orang Yahudi menyalibkan Yesus. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H