Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Multilevel Digerus Marketplace

20 Agustus 2021   09:05 Diperbarui: 20 Agustus 2021   09:07 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis dengan sistem multilevel marketing sudah sangat terkenal, bahkan hingga kepelosok sekalipun.

Tak ayal yang mempopulerkannya adalah model bisnis investasi yang akhirnya bodong. Menelan banyak korban, terutama mereka yang tidak bisa mengendalikan nafsu serakahnya.

Tapi itu sisi negatipnya.

Jauh lebih banyak yang positipnya didalam bisnis ini daripada negatipnya.

Indonesia mengawali masa jaya bisnis multilevel marketing pada saat krisis moneter tahun 1998 lalu.

Pada saat itu semua bisnis mandek, situasi politik lagi tak stabil - PHK terjadi dimana-mana. Orang-orang pada bingung harus bagaimana.

Pada saat itulah ada perusahaan berasal dari Alor setar, kota kecil di Malaysia yang menjual Lingzhi - jamur yang diyakini bisa memberikan efek teraputik. 

Mereka menjual dengan harga yang sangat murah dan menggunakan sistem pemasaran multilevel.

Karena tak adanya pilihan usaha yang tersedia terutama mereka yang korban PHK, penjualan lingzhi ini meledak dan menjadi magnet baru bisnis multilevel marketing.

Mereka banyak sekali mencetak orang-orang yang sukses dari segi income yang bahkan mencapai angka ratusan juta rupiah perbulan - jika nilainya dihitung dengan kondisi hari ini mungkin mencapai angka miliaran perbulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun