Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Money

Tinggal di Desa, Rezeki Kota

5 Juni 2021   15:59 Diperbarui: 5 Juni 2021   15:59 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi mereka yang sudah jenuh dan jengah dengan kebisingan dan kesibukan yang tiada jeda, kehidupan di desa yang tenang dan jauh dari kebisingan serta irama yang cepat tentulah menjadi cita-cita.

Akan tetapi cita-cita itu seringkali tertambat diperhentian karena masalah keterbatasan pilihan kegiatan ekonomi yang terbatas di desa. Yang pada akhirnya tidak mampu menyaingi aliran rezeki jika mengais di kota.

Tapi itu dulu - sekarang setelah munculnya pandemi, yang juga memacu hadirnya tehnologi yang membuat kegiatan apapun tidak lagi berjarak antara satu orang dengan lainnya. Jarak sekarang sudah semakin dekat, tak lagi menjadi kendala. Bersyukur juga untuk mereka yang tinggal di pulau Jawa, buah hasil pembangunan infrastruktur yang digagas 5 tahun yang lalu oleh Presiden jokowi, kini telah berbuah. Kota-kota di Jawa semakin dekat dan mudah diakses.

Akibatnya, kehidupan di desapun kini menjadi lebih hidup dan semarak daripada sebelumnya.

Pilihan pekerjaan untuk menopang hidup menjadi lebih beragam. Dan keahlian-keahlian tertentu yang dulu hanya dipunyai atau diakses oleh mereka yang tinggal di kota, sekarang sudah ada di desa.

Indonesia kini benar-benar memasuki babak baru dalam bernegara. Pembalikan seharusnya sudah mulai terjadi dan tengah terjadi. Pembangunan dimulai dari desa. Kota - hanya menjadi tempat untuk berwisata, untuk mereka yang masih kangen dengan suasana bising dan padat - bukan lagi menjadi tempat untuk mengais rezeki.

Sektor ekonomi yang tentunya akan semarak di desa - sektor pertanian, sektor properti, sektor perdagangan dan sektor pendidikan.

Dan bisa diharapkan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, kita akan melihat lahirnya konglomerat dari desa, bukan konglomerat yang berasal dari desa.

Bergeraknya sektor pertanian, akan melahirkan orang-orang yang membutuhkan rumah yang lebih nyaman, bukan hanya sekedar untuk berteduh. Kalau bicara rumah yang lebih nyaman, maka arsitek - akan mendapatkan tempat untuk pekerjaan ini. Dan ikutannya akan terbentuk daerah-daerah eksklusif untuk tempat tinggal orang-orang yang sukses ini. Dunia properti desa juga bergerak dan hidup.

Sektor perdagangan juga akan meningkat. Akibat aktifitas ekonomi yang meningkat.

Karena kita berada pada abad informasi digital, tentu sektor pendidikan akan mendapatkan dorongan baru - dengan munculnya kursus-kursus yang menyediakan pendidikan untuk coding bagi anak-anak. Dan ini membutuhkan banyak mentor untuk membimbingnya.

Ya, semua nya bergerak maju. Siapa yang berani memulai?. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun