Hari-hari kini kita harus semakin menjaga diri. Memupuk semangat didalam hati agar tetap optimis - walaupun tampak dihadapan begitu banyak masalah yang harus dihadapi. Masalah datang seperti air yang berkejaran menuju pantai - sambung menyambung tak putus dan henti.
Tetapi bagi orang yang optimis masalah itu bukan lagi dipandang sebagai sebuah masalah - menurut orang optimis, masalah adalah sebuah kesempatan untuk menaiki tangga keberhasilan yang lebih tinggi.
Wah, luarbiasa narasinya. Sekilas orang yang optimis hanya diisi dengan momen-momen yang selalu enak dan menyenangkan. Apakah memang begitu?.
Ternyata tidak juga.
Tidak ada orang yang dilahirkan dengan sikap yang optimis. Yang ada adalah sikap optimis merupakan buah dari upaya yang panjang, entah disadari atau tidak oleh yang bersangkutan.
Bagi orang yang optimis, masalah memang ada. Dan kita tidak boleh lari menghindari masalah itu.
Jadi himpitan masalah yang dihadapi oleh orang yang pesimis, sama sekali tidak ditemui oleh orang yang optimis.
Oleh karenanya, jika mereka berdua dihadapkan oleh masalah yang sama - maka orang optimis melihat masalah itu lebih ringan daripada orang yang pesimis.
Jadi sederhana sekali pembedanya.
Jika sering merasa tertekan jika timbul masalah - maka kita termasuk orang yang pesimis, sedangkan sebaliknya - jika kita merasa biasa-biasa saja jika menghadapi masalah bisa jadi kita adalah orang yang optimis.
Apakah orang yang cuek terhadap sebuah masalah juga termasuk orang yang optimis?.Â
Bisa jadi ya, karena cuek juga bentuk tidak memandang masalah itu secara berlebihan. Dibalik sikap cuek terbersit makna, bahwa semuanya akan berakhir dengan berlalunya waktu. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H