Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jaga Pikiran Sama dengan Menjaga Kehidupan

28 Maret 2021   04:00 Diperbarui: 29 Maret 2021   04:01 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vaksinasi covid-19 memunculkan berita yang cukup membanggakan, setidaknya kita bisa menyaingi Jepang dalam hal penduduk usia lanjut.

Ada penerima vaksin yang berusia 100 tahun, 105 tahun itu yang terdata ketika mereka divaksin. Kondisi kesehatannya baik tentu saja, kalau tidak mana mungkin bisa diizinkan untuk divaksin.

Dari hasil bincang-bincang setelah divaksin dalam video pendek yang beredar luas di grup whatsapp, seorang bapak yang pada bulan Juni nanti berusia 100 tahun - ketika ditanya apa rahasia usia panjangnya.

Dia mengatakan, jangan berpikir yang macam-macam, sambil mengunyah kue lemper yang diberikan anaknya dengan lahap. Maksudnya adalah jangan pikiran kita ini dibebani dengan masalah yang berlebihan. Itu saja kunci umur panjang dan tetap sehat walafiat.

Saya kembali teringat dengan video pendek Tung Desem Waringin ketika masih diruang perawatan saat terkena covid-19, ia sambil bernyanyi-nyanyi mengatakan bahwa hati yang gembira adalah obat. Dan memang dengan bernyanyi dengan penuh sukacita, pemulihannya berlangsung dengan cepat.

Para ilmuwan menunjukkan data yang mengejutkan bahwa beban pikiran yang berlebihan ternyata bisa mengganggu keseimbangan bakteri didalam usus kita. Yang mana gangguan ini akan berakibat timbulnya sembelit, diare dan bahkan pada tahap lanjut akan menyebabkan gangguan pada imunitas tubuh, karena ternyata bakteri yang ada diusus memainkan peran penting menopang imunitas tubuh.

Selama ini kita tahu bahwa beban pikiran berlebih bisa menyebabkan gangguan jantung dan tekanan darah. Dan bisa juga akan menyebabkan gangguan emosi.

Lalu bagaimana menjaga agar pikiran kita tidak kelebihan beban?. Ini yang sulit, karena setiap orang memiliki batas-batas yang berbeda. Antara satu dengan yang lain.

Ada orang yang gagal mengerjakan sesuatu, kegagalan itu terus membebani dirinya sehingga sulit untuk move on. Sedang dilain tempat ada orang yang gagal berkali-kali tapi tetap bersemangat bangkit kembali dan mencoba lagi. Kegagalan itu tidak membebani pikirannya.

Ada baiknya menjaga pikiran itu dengan melihat dari dampaknya bila kelebihan beban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun