Kalau bicara peluang bisnis, hari-hari belakangan ini lebih banyak diisi dengan istilah-istilah yang keren -- terkadang hanya bisa dimengerti oleh kaum millennial saja.Â
Semua berhubungan dengan AI dan komputer, selebihnya tidak ada. Seolah tak ada lagi ide bisnis yang bisa dieksekusi dan menguntungkan diluar dua kata magis itu.
Sebenarnya tidak juga -- kita hanya lagi terperangkap dalam sebuah euforia saja. Karena memang para "petualang" bisnis hanya bisa ikut-ikutan saja. Mereka hanya ikutan yang lagi ramai apa -- lalu mengekor dibelakangnya, tanpa sadar bahwa fasenya sudah berada diakhir diperjalanan umur peluang itu.Â
Tapi seorang pebisnis sejati tidak seperti itu, sebab ia tahu bahwa bisnis itu pada hakekatnya adalah memenuhi kebutuhan dari masyarakat.Â
Berbekal pengertian seperti ini, biasanya sang pebisnis sejati selalu mengalami untung dalam setiap berbisnisnya.Â
Pandemi mengajarkan satu hal kepada kita -- yaitu rasa sepi.Â
Kita diisolasi untuk tidak menjalankan hakekat kita sebagai mahkluk sosial. Deraan rasa sepi ini lebih terasa untuk mereka yang berusia lanjut. Tubuhnya masih sehat, ingatannya masih kuat tetapi harus tetap berada didalam rumah berbulan-bulan tanpa bersosialisasi dengan kelompok atau temannya.Â
Keadaan ini sudah memakan banyak korban. Ada yang tiba-tiba menjadi cepat pikun, kesehatannya merosot dengan sangat cepat tanpa sebab yang jelas dan perubahan kepribadian dari periang menjadi pemurung.Â
Orang-orang dalam kelompok usia lansia ini harus segera diberi ruang kembali untuk bertemu dengan teman-teman sebayanya. Agar mereka bisa kembali bercengkrama, karena cengkrama membuat mereka sehat dan mudah-mudahan virus covid-19 juga enggan hinggap.Â
Konsep yang bisa diusung seperti day care untuk anak-anak bayi atau balita. Mereka datang pagi hari lalu pulang kerumah disore hari. Atau bisa juga mereka menginap beberapa hari. Tentu dengan menerapkan prokes yang ketat.Â
Ini sebuah bisnis yang menjanjikan, apalagi jika Anda memiliki rumah yang luas ditengah kota, jika disewakan harganya tinggi dan tidak ada yang tertarik untuk menawar bisa dijadikan tempat untuk day care lansia ini.Â
Atau misalkan ada hotel-hotel dikota-kota besar yang kosong melompong akibat kehilangan pelanggan dimusim pandemi ini, bisa juga mengalihfungsikan hotelnya sebagai day care lansia. Ini tentu cocok sekali -- perubahan layout hotel tak banyak berubah dan biaya juga tidak besar untuk revonasi tapi hasilnya menjanjikan.Â
Kita jangan berpikir seperti panti werdha untuk lansia yang kita kenal selama ini, konsepnya jauh berbeda.Â
Anggaplah day care lansia ini sebagai meeting point bertemunya sesama lansia. Bisa jadi para lansia ini menemukan jodohnya yang kedua di day care ini.Â
Sebagai meeting point dia harus dilengkapi dengan fasilitas seperti untuk bercengkrama -- ngobrol, bermain musik, olahraga kecil, makanan yang enak atau mungkin yang jadul sudah tidak dijual lagi, tempat untuk duduk membaca dan mendengarkan musik. Masih banyak sederet fasilitas lain yang bisa menyenangkan hati mereka dan mempertebal kantong kita.Â
Setiap ide bisnis membutuhkan keberanian dan perencanaan yang detail sebelum eksekusi. Selalu ada kata dan rasa ini bisa dalam pikiran kita, selanjutnya akan lebih mudah dan lancar. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H