Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Seberapa Penting GeNose untuk Kita?

14 Februari 2021   08:26 Diperbarui: 14 Februari 2021   08:29 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:jatengdaily.com

Mengapa ada kecenderungan setiap kali berakhirnya liburan panjang, angka orang yang terdeteksi virus covid-19 meningkat?. Kejadian ini terus berulang-ulang. 

Dalam kerumunan-kerumunan yang tercipta -- entah itu di tempat rekreasi, di tempat-tempat makan atau ditempat penginapan adalah kondisi yang paling rawan terjadinya penularan. Jarak antara satu dengan yang lain kadang tidak bisa mengikuti protokol kesehatan, pelindung diri seperti masker juga tidak bisa dipastikan terus dipakai -- kadang dilepas untuk foto, untuk makan. 

Kita berandai-andai, bila saja kerumunan itu terjadi, tetapi mereka yang berkerumun itu semuanya sudah di skrining dan tidak dijumpai satupun yang sedang membawa virus covid-19 maka, kecil kemungkinan terjadinya penularan virus ini. 

Dalam tayangan televisi beberapa hari lalu sebelum perayaan tahun baru imlek, di Singapore dan Taiwan juga banyak terjadi kerumunan orang-orang yang berbelanja pernak-pernik dan kebutuhan untuk merayakan tahun baru bersama keluarga. Terlihat mereka juga berdesakan di pasar dan mal nya juga ramai orang. Tapi belum terdengar terjadinya lonjakan penularan virus covid-19. Mengapa ini bisa terjadi?. Mungkin, orang-orang yang berkumpul tersebut tidak membawa bibit virus covid-19 untuk ditularkan. 

Berkaca pada fenomena ini, seperti kita boleh "berkumpul" asalkan tidak membawa virus covid-19. 

Bagaimana caranya agar tahu bahwa kita tidak membawa serta virus ini kedalam pertemuan atau kerumunan -- tak ada pilihan kita harus melakukan pengetesan untuk mendeteksi virus ini. Tes nya bisa bermacam-macam bisa swab antigen, swab PCR. Tapi semua tes tadi biaya nya besar sekali dari ratusan ribu hingga jutaan. 

Wow, kalau kita mau jalan-jalan rekreasi satu  keluarga 4 orang, maka biaya yang dikeluarkan sudah berjuta-juta. Angka periksa sudah hampir sama dengan biaya rekreasinya sendiri -- bahkan mungkin bisa lebih. 

Tidak semua orang sanggup melakukan ini. Andaikan kita sanggup, itupun kegunaannya tidak begitu signifikan. 

Kita memang bebas dari covid-19 tapi kerumunan yang kita datangi mungkin banyak yang tidak jelas statusnya -- alias mereka tidak melakukan tes karena mahalnya. Yang paling berbahaya adalah orang tanpa gejala (OTG), membawa virus tapi tidak merasakan apa-apa ditubuh. 

Untuk memecahkan kebuntuan ini, agar sektor pariwisata tetap bisa berputar, disinilah pentingnya GeNose -- alat yang diciptakan oleh ilmuwan UGM untuk skrining covid-19. Dari segi akurasi, alat ini sudah bisa diandalkan sudah ada dikisaran 92-95% lalu dari segi biaya sangat ramah kantong -- hanya 20.000 sekali periksa. 

Beberapa waktu lalu alat ini dipasang di stasiun senen di Jakarta, setiap yang mau periksa dikenakan biaya 20.000, dalam hitungan jam saja sudah ada ribuan orang yang terdaftar untuk diperiksa. 

Artinya apa?, angka ini menunjukkan bahwa masyarakat sadar untuk mengetahui apakah didalam tubuhnya ada bibit virus covid-19 atau tidak. Orang ingin tahu. Dan keingintahuan ini dipenuhi dengan adanya GeNose yang berbiaya murah. 

Setidaknya tindakan skrining dengan GeNose ini bisa membantu pada tahap awal memisahkan mereka yang membawa dan tidak membawa bibit virus covid-19. Jika terdeteksi positip, bisa ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab PCR untuk memastikan. 

Kita lihat skenarionya seperti ini, katakanlah satu keluarga ingin berlibur ke Bandung dari Jakarta, dengan adanya tes GeNose, maka mereka hanya mengeluarkan biaya 80.000 untuk skrining awal. 

Coba dibayangkan -- bila semua orang yang akan liburan ke Bandung melakukan tahap skrining ini, maka kita boleh berasumsi bahwa kerumunan yang tercipta di Bandung relatif aman dari covid-19. 

Jika ilustrasi ini diperluas menjadi di kantor-kantor, dipabrik-pabrik dan tempat-tempat umum lainnya, maka mereka yang terdeteksi awal yang masuk kelompok OTG bisa segera ditangani agar tidak menjadi penular. 

Jadi produksi saja GeNose yang banyak -- pemerintah bisa menyisihkan sedikit dari biaya penanganan covid-19 untuk mendanai tahap awal produksi GeNose, kalau bisa setiap bulan bisa diproduksi 1 juta unit. 

Karena bila upaya skrining dengan GeNose ini berhasil, biaya keseluruhan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah untuk menanggulangi wabah covid-19 ini akan turun drastis. Dan dana itu bisa dialihkan untuk membantu mereka yang terdampak oleh pemutusan hubungan kerja.

Langkah keputusan mendukung pendayagunaan GeNose sepertinya sepele tapi dampaknya sangat besar kalau tidak mau dikatakan sebagai game changer. 

Sudahlah -- kita tidak usah ikut-ikutan yang negara-negara lain lakukan, kita punya cara sendiri dengan kemampuan yang kita punya. Kita tahu batas kemampuan kita dan Tuhan pun tahu apa yang tidak bisa kita lakukan. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun