MENGENANG masa kecil ketika diberi kesempatan mengambil peran untuk menjadi salah seorang peserta pawai karnaval budaya di sekolah dasar, rasanya tak bisa diuangkapkan dengan kata-kata.Â
Kenapa? Karena, pada waktu itu sangat bangga rasanya saya bisa memakai Ulos Batak sebagai pakaian adat Suku Batak Toba.
Kemudian, di peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun berikutnya terpilih lagi untuk menjadi peserta karnaval budaya, kali ini dengan pakaian adat Mandailing.Â
Bagi saya, dengan memakai pakaian adat tersebut saya menjadi ingin tahu lebih banyak apa makna pakaian adat tersebut.
Penggunaan atau pemakaian baju adat masih sering kita temukan dalam acara-acara pernikahan resmi beberapa suku bangsa yang ada. Untuk beberapa daerah, seperti di Sumatera Utara pemakaian baju adat masih sangat penting terutama dalam acara-acara tertentu.
Saya tidak tahu apakah perasaan yang saya alami di masa lalu masih menular ke anak-anak generasi millenial sekarang.Â
Kalau melihat beberapa sekolah yang 'masih' memiliki kepedulian terhadap pelestarian seni budaya Indonesia, semangat yang saya alami dulu sepertinya masih tetap ada dengan harapan bisa semakin meluas dan menjadikan anak memiliki rasa ingin tahu lebih dalam terkait seni budaya yang ada, khususnya pakaian adat sebagai identitas sebuah suku bangsa di Indonesia.
Semangat untuk menjadikan baju adat sebagai baju seragam sekolah, sepertinya akan mendapat dukungan positif dan negatif.Â
Dukungan apa pun itu tidak menjadi masalah. Dalam tulisan ini saya hanya ingin menuliskan dukungan saya yang sangat positif terhadap ide tersebut.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu mengenakan pakaian adat di acara peringatan HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka.Â
Untuk perayaan HUT Kemerdekaan ke-77 RI pada 17 Agustus 2022 lalu, Jokowi memakai dolomani, yakni pakaian adat Buton, Sulawesi Tenggara.
Alasan Jokowi selalu memakai pakaian adat di acara HUT Kemerdekaan RI, karena Indonesia kaya akan adat dan budaya, salah satu wujudnya adalah pakaian adat yang sangat beragam di setiap daerah.Â
Oleh sebab itu, Jokowi akan terus memperkenalkan pakaian adat tersebut untuk dipakai dalam berbagai kesempatan.
Seperti dilansir dari Antara, pakaian adat yang pernah dipakai Jokowi saat memperingati HUT Kemerdekaan RI dari tahun ke tahun, dimulai pada tahun 2017, Jokowi memakai pakaian adat Tanah Bumbu, Batulicin, Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2018, Jokowi memakai pakaian adat Meukeusah dari Aceh lengkap dengan penutup kepalanya. Pada tahun 2019, Jokowi memakai pakaian adat Klungkung dari Bali, yang dilengkapi dengan kain batik sebagai bawahan dan penutup kepala.Â
Pada tahun 2020, Jokowi memakai baju adat Timor Tengah Selatan dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2021, Jokowi memakai pakaian adat Lampung, yang terdiri atas baju lengan panjang berwarna putih yang dipadukan dengan celana panjang berwarna putih juga.
Baju adat jadi baju seragam sekolah perlu ditinjau lebih arif dan bijaksana. Untuk jenis pakaian yang rumit mungkin bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing.Â
Karena, beberapa baju adat ada yang memiliki ornamen unik dan sulit untuk diwujudkan, tapi disederhanakan mungkin bisa.
Misi yang ingin diusung sesungguhnya adalah bagaimana pesan seni dan budaya yang ada bisa tersampaikan dan tetap lestari sampai anak cucu.
Mengenalkan baju adat daerah masing-masing kepada generasi muda sejak usia dini menjadi salah satu cara paling jitu dalam melestarikan kekayaan seni budaya yang ada di Indonesia.Â
Dalam materi pembelajaran di sekolah mungkin bisa dikenalkan beragam baju adat lainnya yang ada. Karena, pasti di setiap daerah memiliki museum sebagai tempat menyimpan baju adat dan peninggalan budaya yang memiliki sejarah.
Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang bisa menghargai baju adat daerah kita masing-masing. Pertanyaannya sekarang adalah apakah Anda masih bangga mengenakan baju adat daerah Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H