Dulu ada sebutannya Orang Kaya Baru (OKB), baru punya mobil mewah gayanya berkendara di jalan umum sepertinya dia sajalah yang punya jalan itu.Â
Klakson dihidupkan panjang menimbulkan kebisingan. Ketika ditegur, justru kita yang disalahkan. Terkadang, kata-katanya menyakitkan hati dengan menyebut kita miskin, bodoh, dan kata-kata merendahkan lainnya.
Berkaca pada kejadian konvoi mobil mewah di jalan tol dan melakukan 'selfie' menjadi cermin bagi kita agar tidak 'terlalu' menunjukkan apa yang kita miliki. Karena, pada saatnya nanti kita akan kehilangan semuanya. Ketika nafas kita sudah dicabut Yang Maha Kuasa, apakah ada artinya lagi semua kekayaan yang kita miliki?
Tanpa berpatokan pada salah satu disiplin ilmu, berdasarkan amatan dan pengalaman kita di lapangan paling tidak bisa menjadi satu pembuktian bahwa cara kita berkendara adalah cermin dari perilaku hidup kita sehari-hari.
Seseorang yang berkendara dengan ugal-ugalan dan selalu ingin mendahului orang didepannya, cenderung perilaku hidupnya juga tak jauh berbeda dengan perilakunya berkendara. Sudah dipastikan orang tersebut mau menang sendiri, kalau disuruh antre pasti protes dan marah-marah.
Kalau kita ingin dihargai orang lain, belajarlah menghargai diri sendiri dan orang lain. Seringkali kita yang merasa sudah dewasa dan bahkan sudah jadi orang tua dari anak-anak mengajarkan anak untuk disiplin dalam banyak hal, padahal kita selaku orang tua terkadang melanggar aturan yang kita buat sendiri.
Contoh kecil tapi berdampak besar adalah dalam berkendara. Saat di rumah kita mengajarkan anak untuk tidak menerobos rambu lalu lintas, tapi kenyataannya saat kita berkendara dan bersama anak-anak kita menerobos lampu merah, lalu anak kita protes dan mengatakan bahwa kita tidak disiplin. Apakah kita sadar telah menunjukkan perilaku yang salah di depan anak-anak kita?
Cara kita berkendara memang menjadi cermin dari perilaku kita yang sesungguhnya. Ketika kita berada dalam suasana macat total karena sesuatu hal.
Pasti ada saja pengendara yang membunyikan klakson panjang dan berharap dengan suara klaksonnya yang menggema dan mengganggu pendengaran merasa bisa keluar dari kemacetan tersebut. Anggapan itu salah total.
Kalau kita sudah mengetahui suasana kemacetan lalu lintas yang panjang, ada baiknya kita cari jalan alternatif agar tidak terjebak dalam kemacetan panjang tersebut, bukan dengan cara yang salah membunyikan klakson sesuka hati dan mengeluarkan kata-kata tidak sopan.
Kejadian konvoi mobil mewah dan kejadian lainnya yang terjadi di jalanan harus menjadi evaluasi bagi diri kita sendiri. Apabila kita semua disiplin dalam berlalu lintas, maka kita akan terhindar dari yang namanya kemacetan terutama kecelakaan lalu lintas. Semoga!