Setelah resmi ditetapkan sebagai presiden terpilih untuk memimpin negeri ini lima tahun ke depan, periode 2019-2024, pasangan Joko Widodo-Ma'aruf Amin sudah diberikan tawaran bermacam-macam oleh para netizen, wartawan, pengamat politik, akademisi, tokoh agama, pengusaha dan kalangan aktivis dari berbagai latar belakang.
Ada yang dengan terang-terangan mengusulkan pengusaha A, B dan C layak jadi Menteri Perdagangan. Muncul lagi opini para jurnalis yang meminjam mulut para pengamat politik yang menyarankan agar Kabinet Jokowi-Amin diisi oleh orang-orang yang sudah punya kiprah positif di negeri ini.
Ada juga yang menggiring opini dan akhirnya ketika dicek kebenaran informasinya, hanyalah sebuah berita hoax yang ibarat sebuah menu masakan, bumbu tesepnya terlalu dipaksakan dan ditambah bumbu lain dengan tujuan agar lebih enak.Â
Ternyata, setelah dihidangkan rasanya sangat hambar, terlalu pedas dan akibat dari campuran bumbu yang tak sepadan, yang mencoba menyantap hidangan itu langsung muntah, sakit perut dan keesokan harinya bisa mencret.
Kenapa? Karena bumbu masakannya terlalu dipaksakan biar enak, padahal untuk hidangan makanan sederhana itu tak perlu harus menggunakan banyak bumbu masakan. Contoh makanannya sebenarnya sudah banyak dijual dan pernah dihidangkan, tinggal bagaimana kita menyikapinya agar bisa lebih enak dan cita rasanya pas.
Sama halnya dengan pasangan Jokowi-Amin yang saat ini sedang meracik beberapa bumbu masakan untuk dihidangkan ke masyarakat saat mereka sudah resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024.Â
Saya mengibaratkan nama-nama calon 'pembantu presiden' itu ibarat bumbu masakan yang akan diracik sedemikian rupa menghasilkan sebuah masakan yang enak, masakan dalam konteks ini adalah kabinet yang akan dibentuk pasangan Jokowi-Amin.
Berbagai macam bahan masakan dan aneka resep yang akan disajikan pastilah sudah melewati berbagai macam pertimbangan. Dari beberapa menu dan resep yang disajikan selama ini ada yang diminati dan ada juga yang menuai kritik pedas karena salah bumbu.
Artinya, Jokowi sudah memiliki pengalaman selama lima tahun dalam menilai kinerja para menterinya, dari beberapa menteri yang selama ini telah mendampinginya dalam memimpin bangsa ini pasti ada yang dipertahankan, ada yang dirotasi dan ada juga yang bakal diganti dengan wajah baru.
Yang merasa dirinya layak untuk diberi tugas sebagai pembantu presiden dan wakil presiden lima tahun ke depan, siap-siap menerima telepon dari pak Presiden. Jangan matikan handphone kalau ingin dapat telepon dari orang nomor satu di negeri ini.
Sekadar evaluasi dan lagi-lagi mencoba memberikan usul kepada pak Jokowi agar orang-orang yang nantinya berada di sekeliling bapak dan siap membantu kinerja bapak, jangan lagi memilih orang-orang yang tidak tepat.Â
Adanya anggapan bahwa 'the right man in the right place", menempatkan orang-orang yang benar dan cakap di tempat yang benar hendaknya sesuai dengan kemampuan dan keahlian SDM-nya.
Adanya usulan dari berbagai kalangan agar Kabinet Kerja pak Jokowi-Amin ke depan memasukkan orang-orang muda (kaum millenial) yang memiliki prestasi dan pengalaman untuk ikut berpartisipasi dalam membagun negeri ini ke arah yang lebih baik tanpa pernah melupakan kearifan lokal, seni dan budaya yang ada ditengah-tengah masyarakat. Adalah usulan yang perlu dipertimbangkan.
Siapa pun nantinya yang terpilih menjadi bagian dari Kabinet Kerja Jokowi-Amin, kita harus mendukung kinerjanya sekaligus memberikan pengawasan dan masukan untuk sebuah perubahan yang membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H