Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berdamai dengan Diri Sendiri Jangan Hanya pada Momen "Napas"

21 April 2019   23:00 Diperbarui: 21 April 2019   23:19 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.thebeaconkolkata.co.in

Setiap kali peringatan hari kelahiran Sang Juru Slamat (Hari Natal) dan peringatan hari kematian sampai pada hari kebangkitan yang lebih akrab disebut Hari Paskah gereja akan ramai dikunjungi oleh umat-Nya. Sampai ada sebutan kalau orang-orang yang rajin datang ke gereja disebut Kristen Napas (hanya datang ke gereja pada saat Natal dan Paskah). 

Semoga yang membaca tulisan ini tidak masuk dalam kategori Kristen Napas, menunjukkan keberadaannya hanya pada saat Natal dan Paskah. Tulisan ini hanya sekadar ungkapan keprihatinan ketika melihat beberapa gereja di daerah tempat tinggal saya akan terlihat sepi pada hari-hari Minggu biasa tanpa ada peringatan hari penting.

Akan tetapi, ketika hari Natal dan Paskah beberapa gereja akan dipenuhi umat dan sampai menutup jalan umum demi untuk membangun tenda karena gereja penuh. Terkadang saya merasa aneh dengan kondisi ini, tanpa harus menutup jalan lintas kendaraan umum pun sebenarnya gereja dan halamannya masih bisa menampung umat-Nya.

Apa makna Natal dan Paskah yang sesungguhnya bagi kita? Tulisan ini secara khusus akan mengupas topik tentang Paskah dan esensinya dalam kehidupan kita sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berazaskan Pancasila dan UUD 1945.

Kembali ke peringatan Paskah yang tahun ini bersanding dengan situasi pesta demokrasi, pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden yang sudah berlangsung 17 April 2019 dan saat ini sedang dalam tahapan rekapitulasi mulai dari PPS sampai nanti akhirnya memperoleh hasil resmi pada bulan Mei. 

Seraya menunggu hasil resmi, momen Paskah menjadi salah satu momen paling sakral dan penting bagi umat Kristen di seantero negeri ini untuk berdamai dengan diri sendiri, mengevaluasi diri sudah sampai sejauh mana kita berbuat yang terbaik bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.

Pasca pelaksanaan Pemilu dan Pilpres, kita harus mengucap syukur karena secara umum berjalan dengan lancar. Walaupun di beberapa daerah ada pelaksanaannya yang harus diulang. Para pendukung pasangan calon presiden tetaplah bersabar menunggu hasil resmi. Jangan karena berbeda dukungan kita jadi bermusuhan. Siapa pun nantinya yang terpilih, sudah pasti kita harus mengakui bahwa dialah pemimpin negeri ini lima tahun ke depan.

Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.  Imamat 19 : 18

Firman Tuhan di atas menjadi bahan perenungan kita agar tetap menjunjung tinggi persatuan dan mau berdamai dengan diri sendiri untuk menerima hasil akhir. Walaupun pada kenyataannya, bahwa akhir-akhir ini masih banyak manusia yang berlaku tidak adil terhadap sesamanya dan memegang prinsip kesukuan, agama dan golongan.

Bagaimana kita mau mengasihi Tuhan dengan segenap hati kalau sesama manusia di muka bumi ini tidak kita kasihi. Manusia yang ada disekitar kita jangan kita musuhi dan kita kotak-kotakkan keberadaannya. 

Firman Tuhan yang ditulis dalam Perjanjian Lama, tepatnya di Ulangan 6 : 5 menuliskan "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Dituliskan kembali dalam Perjanjian Baru, di Markus 12 : 30 "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Hukum taurat yang kita jalankan dalam hidup ini sama seperti rambu lalu-lintas di perempatan jalan. Hukum taurat juga ibarat rambu lalu lintas dilarang berhenti. Tanda ini biasa dipasang diperempatan jalan. 

Tentu saja dasar dari pemasangan tanda ini adalah kasih, yaitu agar lalu lintas lancar sehingga orang lain tidak terganggu oleh orang yang berhenti diperempatan jalan.

Momen Paskah tahun ini menjadi momen yang sangat penting bagi kita untuk berdamai dengan hati, menjauhkan sikap dendam, iri dan dengki. Siapa pun nantinya yang berhasil duduk di legislatif dan menjadi presiden/wakil presiden, kita harus mendukungnya. 

Mereka-mereka yang terpilih adalah orang-orang yang telah dipercaya oleh Tuhan dan masyarakat pendukungnya, untuk mengembam amanah rakyat. Jangan menimbulkan kerusuham, pastikan kita melihat hasil resmi secara langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun