Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Selagi Masih Ada BPJS Kesehatan, Berarti Masih Ada Harapan

22 Desember 2018   17:12 Diperbarui: 22 Desember 2018   17:23 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan - foto dokumen James P Pardede

Syamsir Harahap (65) pensiunan pegawai Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara tetap tersenyum saat menemani sang isteri tercinta untuk cuci darah di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara setiap hari Senin dan Kamis. Pagi-pagi sekali, Syamsir sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menemani sang isteri ke rumah sakit.

Tak ketinggalan dengan kartu BPJS Kesehatan atas nama isterinya, beberapa dokumen lainnya jika dibutuhkan juga ikut dibawa dalam mobil yang mengantarkan mereka sampai ke rumah sakit.

"Setelah pengobatan beberapa waktu lalu isteri saya mengalami gagal ginjal, dokter menyarankan agar isteri saya rutin untuk melakukan cek kesehatan sekaligus cuci darah ke rumah sakit yang telah ditunjuk dan direferensikan oleh BPJS Kesehatan," katanya.

Menurut Syamsir, saat berbincang dirumahnya beberapa waktu lalu, kita sebagai manusia ciptaan Tuhan hanya bisa berencana tapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan hidup kita apakah hanya sampai hari ini, besok atau beberapa tahun lagi. 

Tak ada yang bisa memprediksi kapan kita sakit dan kapan kita mati, yang ada adalah bagaimana kita menjaga kesehatan agar tidak sampai jatuh sakit. Kalau pun akhirnya jatuh sakit, berarti ada sistem dan jaringan dalam tubuh yang mengalami gangguan.

Menjalani hidup dan masa pensiun bersama isteri tak perlu stress, selagi masih bisa makan, masih bisa bercanda dengan cucu dan masih ada BPJS Kesehatan yang siap sedia menjadi teman saat harus menjalani pemeriksaan ke rumah sakit, kata Syamsir berarti masih ada harapan. Masih ada kesempatan untuk menikmati sisa hidup yang Tuhan berikan.

"Bagi kami yang sudah pensiun ini, kartu BPJS Kesehatan ibarat setitik air di padang gurun. Disaat kita haus atau dahaga, BPJS Kesehatan siap sedia untuk melepaskan rasa haus kita," tandasnya.

Sama halnya dengan pasangan Ricard Tambunan dan Jerniwanti yang merasa sangat bergantung pada BPJS Kesehatan. Anak kedua mereka lahir dengan operasi caesar di Rumah Sakit Methodist Suzanna Wesly Medan. Bayi laki-laki yang lahir diberi nama Salomo Tambunan dan sekarang sudah berusia 3 tahun lebih.

 Menurut Jerniwanti, sesuatu hal yang membuatnya tersenyum bahagia adalah karena permohonannya menjadi peserta BPJS Kesehatan sudah disetujui 14 hari sebelum persalinannya pada waktu itu. Dan ketika menjalani proses persalinan di rumah sakit, semua biaya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

"Bagi keluarga kami, BPJS Kesehatan adalah seperti dewa penolong dan hadir saat sangat dibutuhkan," kata Jerniwanti.

Tidak hanya persalinan anak kedua, April 2017 lalu Jerniwanti juga melahirkan anak yang ketiga di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan, dengan operasi caesar juga. Biaya pemeriksaan dan proses persalinan semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Anak yang ketiga juga laki-laki dan diberi nama Gideon Tambunan.

Banyak sekali manfaat yang dirasakan keluarga Tambunan dari kehadiran BPJS Kesehatan ditengah-tengah keluarga mereka. Tidak hanya sebagai penolong saat melahirkan, BPJS Kesehatan juga siap siaga sebagai pendamping saat anak mereka sakit dan terpaksa harus rawat inap di rumah sakit.

"Karena manfaat yang kami rasakan sangat besar, setiap bulan kami tidak pernah lupa untuk membayar iuran BPJS Kesehatan. Karena sistem pembayarannya sudah sangat mudah dan sangat dekat dengan kita. Tak perlu repot harus antri atau berdesak-desakan," jelasnya.

Dari pengakuan beberapa pengguna layanan BPJS Kesehatan, banyak sekali pengalaman positif dan negatif terhadap pelayanan rumah sakit saat menggunakan kartu BPJS Kesehatan. 

Sebagai salah satu program pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat (khususnya peserta BPJS Kesehatan), BPJS Kesehatan telah banyak membantu masyarakat dalam berbagai aspek. 

Untuk saat ini keberadaan BPJS Kesehatan sangat dinantikan, ibarat makanan tak akan terasa enak tanpa garam. Hidup juga akan terasa hampa tanpa kehadiran BPJS Kesehatan.

Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, sampai dengan 23 November 2018 tercatat sebanyak 206.070.624 jiwa penduduk di Indonesia telah menjadi peserta program JKN-KIS. BPJS Kesehatan sebagai badan publik yang menyelenggarakan program JKN- KIS tentu memiliki peran dalam hal melayani masyarakat Indonesia.

BPJS Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan pelayanannya kepada seluruh peserta dengan melakukan berbagai inovasi sehingga memudahkan peserta dalam mengakses layanan kesehatan. Beberapa inovasi yang telah dilakukan BPJS Kesehatan dari sisi pelayanan, yaitu Aplikasi Mobile JKN, CSTI (Costumer Service Time Index), dan Kader JKN.

Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan secara berkesinambungan akan membantu masyarakat lebih mengetahui bahwa filosofi yang diemban BPJS Kesehatan adalah prinsip tolong menolong, dimana peserta yang sehat mensubsidi peserta yang sakit. Demikian sebaliknya, jika kita mengalami sakit maka kita akan mendapat subsidi dari orang-orang yang sehat. Dengan iuran yang boleh dikatakan sangat terjangkau masyarakat, peserta BPJS Kesehatan bisa menikmati layanan kesehatan hampir tak terbatas.

BPJS Kesehatan terus melakukan berbagai upaya dalam hal mendorong mitra kerja/provider dalam memperbaiki pelayanan kepada peserta JKN-KIS di seluruh Indonesia. Namun untuk menuntaskannya sangat diperlukan inisiatif, komitmen pelaksanaan serta pengawasan menyeluruh manajemen rumah sakit dalam menata proses perubahan menuju standar kualitas pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

seperti yang disampaikan Syamsir Harahap di awal tulisan, selagi masih ada BPJS Kesehatan berarti masih ada harapan untuk menikmati hidup ke depan. Selagi masih ada BPJS Kesehatan, rumah sakit juga harus meningkatkan pelayanannya jika tak ingin ditinggalkan konsumen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun