Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kedai Buku Bekas, Isi Bukunya Tetap Berkualitas

3 Desember 2018   10:16 Diperbarui: 3 Desember 2018   12:50 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan gambar Kedai Buku Bekas

Berawal dari kesukaan membaca dan mengoleksi buku-buku sejarah, filsafat, biografi, sastra dan budaya serta buku lainnya, Khairul Ikhwan yang akrab disapa dengan panggilan Micel merasa kesulitan untuk menyimpan buku yang sudah selesai dibaca dirak bukunya. Ia pun mulai memberanikan diri untuk menjual buku-buku bekasnya secara online lewat websitenya www.kedaibukubekas.blogspot.com yang selalu dipromosikan lewat media sosial facebook, twitter atau instagram.

Micel sebenarnya pada waktu itu berkeinginan untuk membuka usaha lain setelah berhenti menjadi jurnalis di salah satu media online nasional. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dianggapnya bisa menghasilkan adalah menekuni usaha penjualan buku-buku bekas. 

Jangan anggap remeh dengan buku bekas, karena isi bukunya tetap berkualitas, hanya harganya yang sedikit lebih miring dari buku baru. Micel pun mulai memilih dan memilah buku bekasnya untuk difoto dan di publish di website.

Pada awal merintis bisnis jual buku bekas yang dilakoninya sejak 2014, pesanan yang masuk ke email pribadinya masih sangat sedikit. Ada yang memesan buku sejarah, buku biografi dan buku filsafat. Dalam website yang memajang buku-buku bekas, Micel melampirkan ketentuan dan tata cara pemesanan.

"Kedai Buku Bekas hanya menjual produk secara online. Semua produk buku bekas terjamin kualitasnya. Harga yang tertera belum termasuk ongkos kirim. Pembayaran bisa dilakukan melalui rekening dan setelah pembayaran dilakukan buku akan segera dikirim melalui JNE atau sesuai dengan permintaan pembeli. Harga buku belum termasuk ongkos kirim," demikian kalimat yang tertera dalam Tata Cara Pemesanan dan Pembayaran.

Untuk lebih memaksimalkan promosi Kedai Buku Bekas, Micel juga membuka gerai di Buka Lapak dan Toko Pedia. Pemesanan buku bekas yang dipajang di galeri bisnis online sekelas Buka Lapak dan Toko Pedia mulai mendapat respon dari seluruh penjuru Nusantara.

"Sekarang, setiap hari selalu saja ada pesanan buku dari berbagai daerah dan kota di Indonesia. Jumlah pemesanan paling banyak didominasi pencinta buku dari Yogyakarta dan DKI Jakarta. Pengiriman buku ke alamat pembeli biasanya menggunakan jasa JNE terutama untuk daerah Papua dan kota lainnya seperti Kalimantan dan Sulawesi. Selain menggunakan jasa JNE ada juga pembeli yang meminta pengiriman menggunakan jasa logistik lainnya," kata Micel.

Kedai Buku Bekas di Toko Pedia
Kedai Buku Bekas di Toko Pedia
Dari hasil berselancar di dunia maya dan singgah sekejap di Kedai Buku Bekas, dari beberapa jenis buku yang dijual disana, menurut Micel buku yang paling diminati adalah buku-buku filsafat dan buku sejarah. Ada juga buku pengayaan dan buku materi kuliah bidang ilmu politik, sosial dan budaya terutama untuk kalangan mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi.

"Alasan saya mempercayakan pengiriman pesanan pembeli dengan layanan jasa logistik JNE adalah karena JNE mudah dilacak dan keberadaan barang yang kita kirim bisa dipantau sudah berada dimana. Kebanyakan, pemesanan dari daerah Timur seperti Papua biasanya pembeli meminta saya mengirimkan buku pesanan dengan layanan jasa pengiriman JNE," paparnya.

Saat ditanya berapa keuntungan yang diperoleh dari bisnis online Kedai Buku Bekas miliknya, Micel hanya tersenyum. "Yang pasti, walau bisnisnya buku bekas tapi paling tidak bisa juga menikmati hidup lebih berkualitas, waktu bersama anak dan keluarga bisa lebih banyak. Karena, bisnis online jual buku bekas bisa dijalankan dimana saja, asal ada koneksi internetnya," tandas Micel.

Tak jauh berbeda dengan Jerni Wanti yang memulai bisnis online penjualan baju dan tas lewat Hana Olshop yang terpajang di akun media sosial Facebook-nya. Selain promosi lewat FB, Jerni juga promosi baju dan tas yang dijual lewat Instagram.

Menurutnya, pada awal membuka dan memberanikan diri bisnis online shop perasaan pertama hampir tidak percaya. Karena yang ada didalam pikirannya pada saat memulai, apakah benar ada yang mau memesan baju atau tas lewat online?

Keraguan itu akhirnya terbantahkan ketika pesanan pertama datang. Hatinya sangat riang. Setelah terjadi pembayaran, Jerni langsung mengirimkan pesanan pertamanya lewat JNE. Menurut Jerni, ia memilih pengiriman barang permintaan customer dengan JNE karena mudah dilacak dan barang pesanan terjamin sampai ke tangan pembeli.

Apa yang dirasakan Micel tak jauh berbeda dengan Jerni yang mendapat dukungan dari JNE dalam mendistribusikan barang pesanan pelanggannya. Tanpa disadari, JNE memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendukung keberlangsungan dunia usaha seperti bisnis online dan UMKM yang mencoba eksis dan dikenal hingga penjuru Nusantara. Dengan melakoni bisnis online ini, pemilik usaha bisa menikmati hidup lebih berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun