Perjalanan kami ke Sumatera Barat dimulai dari Medan dan berangkat menggunakan pesawat Lion Air dari Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang. Lama penerbangan dari KNO ke Bandara Internasional Minangkabau sekitar 45 menit.
Tujuan wisata pertama kami setelah mendarat di Bandara Minangkabau adalah Kota Bukittinggi. Selama perjalanan menuju kota yang pernah jadi ibukota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia kami menikmati pemandangan kiri kanan jalan.
Makan siang kami singgah sejenak di Rumah Makan Lamun Ombak. Karena kami adalah rombongan dari Medan dan kami dipandu oleh pemandu lokal, kami menikmati masakan khas Minang yang serba santan dan ada juga rendang. Santap siang kali ini lumayan enak karena sudah lapar berat.
Tak jauh dari Lembah Anai ada kawasan Mega Mendung yang dijadikan tempat wisata pemandian dengan beberapa kolam renang yang dirancang khusus secara terbuka.
Perjalanan kami berlanjut melewati beberapa daerah termasuk Kota Padang Panjang. Kota Padang Panjang adalah kota dengan luas wilayah terkecil di Sumatera Barat. Seperti disampaikan pemandu wisata kami bahwa kota ini memiliki julukan sebagai Kota Serambi Mekkah Sumatera Barat, karena kota ini dulunya adalah sebagai tempat sekolah  pesantren terkenal. Kota ini juga  dikenal sebagai Mesir van Andalas.
Kota ini juga menerapkan aturan bebas iklan rokok, dan dikawasan ini kita tidak akan menemukan supermarket atau minimarket dengan sistem franchise. Kekerabatan di kota ini juga masih terjalin sangat kuat.
Begitu sampai di Kota Bukittinggi, kami menuju hotel Royal Denai View tempat menginap sebelum melanjutkan perjalanan esok harinya.
Setelah menyimpan tas dan membersihkan diri dengan mengguyur seluruh tubuh dengan air hangat, kami memutuskan untuk keluar sejenak menikmati Kota Bukittinggi di malam hari. Sekadar mengisi perut dan mencicipi seporsi sate dan melihat Jam Gadang yang sudah tak asing lagi bagi pengunjung yang datang ke Bukittinggi.
Sampai di lokasi Jam Gadang, kami menemukan ada pagar seng menutup areal Jam Gadang. Setelah membaca pengumuman dan melihat gambar rencana pembangunan kawasan Jam Gadang ke depan, kami akhirnya memutuskan mengabadikan Jam Gadang dari luar pagar seng karena kawasan Jam Gadang sedang dipugar.
Setelah berkeliling kota dengan jalan kaki kami melihat kota ini memang menjadi salah satu tujuan wisata yang diminati wisatawan domestik dan mancanegara.