Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kota Bagansiapiapi, Suatu Waktu Aku Pasti Datang Lagi

11 November 2018   15:25 Diperbarui: 11 November 2018   20:18 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sembahyang di Klenteng/dokpri

Klenteng ini sungguh indah, walau bangunannya tidak terlalu besar namun di dalamnya terdapat patung Dewa Ki Ong Ya, atau dewa keselamatan, dan Taisun Ong Ya, alias dewa kesejahteraan. Patung-patung ini dibawa para perantau China yang membuka perkampungan di Bagansiapiapi pada 1820.

Kota Bagansiapiapi atau Baganapi memang terbangun berkat para pendatang bermarga Ang, yang datang dari China pada akhir abad ke-19.

Mereka tertarik mendarat di kawasan ini lantaran melihat api dari kejauhan. Setelah didekati, api tersebut adalah bara api unggun yang ditinggalkan para nelayan Rokan. Versi lain kisah ini adalah kerlap-kerlip kunang-kunang, atau dalam bahasa setempat disebut "siapi-api", di sekitar kawasan yang memang belum dihuni, yang menarik perhatian marga Ang untuk mendarat disana.

Sembahyang di Klenteng/dokpri
Sembahyang di Klenteng/dokpri
Mengitari kota Bagansiapiapi serasa berada di kota seribu klenteng dan saat melakukan perjalanan mengunjungi klenteng bersejarah di Bagansiapiapi tepat di depan salah satu warung penjual makanan khas Bagansiapiapi ada klenteng Tai Ching King, tak jauh dari klenteng ini ada juga klenteng lainnya yang memiliki bangunan bertingkat.

Menurut Ketua Yayasan Tai Cing King Ang Bun Ing, di Kota Bagansiapiapi ada puluhan klenteng yang lokasinya berdekatan dan umatnya adalah kumpulan marga-marga keturunan dari marga Ang yang dulu datang dari China dan mendarat di Bagansiapiapi kemudian punya keturunan dan berkembang terus hingga sekarang.

Di kota ini ada beberapa organisasi kumpulan marga yang rutin menggelar acara-acara ritual keagamaan kemudian bersatu saat menggelar acara ritual bakar tongkang.

Saat berada di kota ini, sebuah klenteng di Jalan Perdagangan menggelar acara ulang tahun Dewa. Mereka berjalan kaki dari klenteng marga menuju halaman klenteng tertua In Hok Kiong di Jalan Klenteng Bagansiapiapi.

Di depan klenteng ini mereka menggelar acara ritual bakar uang kertas dan persembahan lainnya dengan diiringi musik dan barongsai.

Wisatawan yang datang ke kota ini biasanya lebih memilih datang pada saat ada acara ritual bakar tongkang, tingkat hunian hotel dan wisma akan meningkat pada bulan Juni atau Juli saat digelarnya acara ritual bakar tongkang.

Sementara di hari-hari lainnya, perantau atau wisatawan yang datang ke kota ini pasti memiliki tujuan khususn sembari melihat keunikan kota Bagansiapiapi yang setiap tahun mengalami perubahan.

Bagansiapiapi hari ini semakin berkembang, beberapa bangunan bertingkat sudah berdiri megah, antara lain ada IP Plaza tempat dilaksanakannya hiburan bagi warga Bagansiapiapi saat berlangsungnya upacara ritual bakar tongkang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun