Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kerja di Dunia Malam, Kuliah Tetap Jalan

30 Mei 2012   04:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:36 3253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kuliah dan duduk di semester 7, saya berpikir keras untuk mencari cara meringankan beban orangtua yang memiliki anak 8 orang. Saya sebagai anak pertama, terasa berat rasanya ketika meminta uang kuliah dan uang kost ke orangtua terucap alasan bagaimana dengan uang sekolah adik-adikmu ? Saya waktu itu hanya bisa mencari cara dengan mendatangi rumah-rumah di sekitar tempat kost saya untuk meminta pekerjaan apa saja yang bisa saya lakukan. Keberanian saya meminta pekerjaan ternyata membuahkan hasil, ketika beberapa rumah memberikan saya job untuk mencat rumah mereka. Suatu ketika, saat duduk-duduk di kantin dekat kampus saya membaca sebuah surat kabar dan melihat ada iklan penerimaan tenaga kerja dengan persyaratan ijazah SMA. Saya mencoba mengirimkan berkas lamaran kerja ke alamat yang dituju. Seminggu kemudian, dipanggil untuk wawancara. Saya baru tahu kalau pekerjaan yang ditawarkan untuk saya adalah sebagai waiter di diskotik dan kerjanya malam hari. Hari pertama kerja, perasaan takut muncul. Karena, saat lampu dipadamkan dan suara musik bergemuruh begitu kencangnya, jantung saya waktu itu terasa dipacu sangat kencang. Memulai rutinitas bekerja saat orang lain tidur pulas terasa sangat berat. Pulang sekitar jam 4 pagi (dini hari) dan hanya tidur beberapa jam, kemudian pagi hari harus kuliah sampai siang. Rasa kantuk selalu menyerang ketika mengikuti perkuliahan. Dosen yang mengajar pernah juga mengur dan mengingatkan agar tidak mengantuk saat mengikuti mata kuliah yang diajarkan. Lambat laun, saya jadi terbiasa. Bekerja di dunia malam, saya jadi tahu banyak hal yang berhubungan dengan dunia malam. Godaan untuk "terjun" lebih jauh ke bisnis dunia malam selalu datang. Kuncinya adalah selalu memiliki tekad dan komitmen. Dua tahun bekerja di dunia malam, saya tetap bisa menjalani perkuliahan hingga akhirnya saya mendapatkan pembimbing untuk menyelesaikan tugas akhir membuat penelitian. Saat menemui pembimbing skripsi, saya diingatkan agar serius dalam melakukan penelitian. Karena kalau tidak serius, penelitian yang dilakukan bisa gagal. Saya pun mulai berpikir keras dan akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dari dunia malam. Saya mulai serius untuk melakukan penelitian dan membuat laporan hasil penelitian. Tak terasa, penelitian yang saya lakukan bisa selesai selama 5 bulan dan memperoleh hasil memuaskan. Gelar sarjana pun akhirnya bisa saya dapatkan. Pengalaman menarik yang saya dapatkan saat kerja sambil kuliah adalah makin tingginya kepedulian terhadap masa depan. Saat melihat orang-orang yang terjun lebih dalam ke dunia malam, saya melihat kehidupan mereka sekarang sangat jauh dari harapan. Mereka hanya mendapatkan kenikmatan sesaat tanpa mau memikirkan masa depan. Memilih bekerja di dunia hiburan malam, jangan mudah terpancing dengan limpahan uang. Salam sukses untuk semua....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun