Wahai para jahanam, pernahkah engkau melihat, saat pagi yang berkabut para petani telah  bekerja di ladang untuk memenuhi pangan se isi bumi ini
Para guru bergegas ke sekolah untuk mengajar muridnya demi mencerdaskan generasi muda bangsa
Para polisi dan tentara berganti berjaga demi keamanan dan kenyamanan umat manusia
Para peneliti, berkutat di laboratorium untuk menemukan vaksin baru demi menyembuhkan berbagai penyakit
Tetapi engkau wahai jahanam, engkau tidak mengerjakan sesuatu yang baik, tidak menemukan sesuatu yang berguna untuk kemaslahatan umat manusia, engkau hanya menginginkan kerusakannya
Engkau hanya sibuk, sibuk merencanakan kehancuran sesamamu manusia
Wahai jahanam, jangan mengatasnamakan agama apapun, sebab tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan
Teroris,
Tuhanmu adalah iblis, kepadanya engkau mengabdi, jangan engkau menghayal tentang bidadari, seketika engkau mati maka setan yang menyambutmu di neraka jahanam, mencabik jiwamu, membakarmu dengan api yang tidak pernah padam
Selamat Natal, wahai para teroris, terimalah kodoku, hanya sepaket doa, semoga engkau dalam hidup yang sangat singkat ini, menemukan Air Kehidupan untuk memuaskan dahagamu, menemukan Roti Hidup untuk puaskan laparmu, kasih Tuhan akan membuatmu menyicipi sedikit keindahan sorga selagi menapaki bumi, supaya engkau dapat merasakan damai yang melampaui  akalmu
Wahai para teroris, aku kutulis semua ini dengan terburu-buru, sebelum bom rakitanmu yang akan meledak itu, meremukkan tubuhmu dan membawa jiwamu ke neraka, dimana Iblis dan setan telah menunggu dengan seyumanya yang sinis, maka bertobatlah.
Kamis, 22-12-2016
James Pakpahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H