Dalam malam hening letih terbaring akuÂ
, tulang-tulangku rapuh sebab telah aku jalani hari yang berat dengan keluh-kesah dan sumpah-serapah begitu merahnya bara dosaku
Â
Dalam bening teringat akan di-Kau, Oh ampuni aku hai Sang Pecintaku
Basuh aku dengan darah kudus, supaya aku lebih putih dari saljuMaka aku akan bersyukur lagi dengan hati nan tulus Oh.Bungkus aku dengan kuasa darah suciSupaya aku luput dari panah-panah api si iblisDan utus kiranya malaikat-Mu berjaga dirumahku ini tuk meluputkan orang-orang terkasihku dari tangan-tangan setan durjana Tutupi aku dengan kuasa Maha MuliaHalau kembali pulang segala mantra santet yang dirapalkan atas jiwaku kepada petenung telah yang mengirimnyaDalam bening malam aku kembali padaMuMeski telah tertulis segala apa yang telah kulakukan
Â
Kupohonkan tetap biarkan namaku tertulis dalam Kitab kehidupanKarna jiwaku hanya milik-Mu Aku teringat akan perjanjian darah suci: Dia telah beli jiwaku dengan darah-NyaDi hadapan sang Pecintaku,Â
Â
dalam malam bening, Aku selalu siap untuk mati karena kepastian janji esok,Aku berani lagi untuk hidupselalu dengan rasa syukur yang tulus dan kudus Dalam hening malam yang bening dihadapan Sang Pecintaku tersungkur jiwaku.
Â
 Cibinong, 4 April 2016 James Pakpahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H