Mohon tunggu...
James Martua Purba
James Martua Purba Mohon Tunggu... Konsultan - Digital Cooperative and Financial Enthusiast

Antusias membantu koperasi melakukan inovasi, revitalisasi, modernisasi, digitalisasi. Indonesia dengan gotong royong, kebersamaan dan kekeluargaan semua akan baik-baik saja. *Love GOD, Indonesia and Family* purbajamesnow@gmail.com, https://wa.me/6281321018197

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Koperasi DIGITAL : Sekelas M-Banking dan Fintech

29 Juli 2022   10:05 Diperbarui: 22 Desember 2023   01:28 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dok pribadi sakti.link

Jika kita amati perbandingan ketiga entitas bisnis di atas, seharusnya  berbahagialah Pengurus dan Anggota Koperasi bahwa ternyata demikian banyak kemudahan (izin), kelebihan (kepemilikan),  keuntungan (SHU) dan keunggulan (pengembangan usaha) dari Koperasi. Demikian mudahnya izin pendirian, sumber modal serta kepemilikannya. Sekarang, keunggulan Koperasi tsb dilengkapi dengan hadirnya teknologi informasi  (digital) ! Artinya kelasnya sudah sama dengan Bank dan Fintech: sama-sama digital.

Selain kepemilikan, keunggulan Koperasi yang sederhana digambarkan seperti ini :

  • Anggota Koperasi umumnya memiliki rekening di Bank (bankable), namun jika tidak memiliki rekening di Bank, tentu mudah membuka rekening (menjadi Anggota) di Koperasi.
  • "Menabung" di Bank dikenakan biaya administrasi,  dan pada akhir tahun uang bisa jadi berkurang (meski ada bunga), maka di Koperasi "menyimpan" uang tidak berkurang bahkan  pada akhir tahun  memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU).

Jadi, yang membedakan ketiganya adalah regulasi  (UU), kepemilikan dan  SHU, sedangkan bisnis proses dan teknologi  cenderung sama (digital). Dalam pengembangan bisnis, Koperasi digital makain berkelas dan sekelas dengan BAnk dan Fintech dan Fintech terdapat kemiripan,  namun  Koperasi lebih kepada kebutuhan Anggota.

DIGITALISASI ITU TERNYATA TIDAK MAHAL !

Stigma mendigitalisasi koperasi itu mahal, butuh biaya besar karena perlu investasi perangkat, server, hosting, gaji orang IT dsb, ini juga sering menghambat modernisasi koperasi. Padahal seiring dengan pola sharing capacity (berbagi), biaya teknologi menjadi murah. Semakin banyak penyedia aplikasi koperasi digital yang menawarkan pembiayaan pola sewa aplikasi sesuai dengan pemakaian. Artinya, Koperasi hanya mengeluarkan biaya operasional (opex) dan tidak pelu biaya investasi (capex).  Tingkat keamanan data juga terjamin. 

Bahkan  sewa aplikasi dapat menghasilkan pendapatan baru (new revenue stream). Makin aktif anggota bertransaksi melalui aplikasi koperasi, maka  fee dari payment dan fee transaksi perbankan untuk koperasi pasti meningkat.  Pada akhirnya SHU untuk anggota akan semakin besar.

Kembali lagi, mindset digital Penguruslah yang akhirnya menentukan, apakah koperasi mau berubah dan berkelanjutan usahanya, atau puas dengan yang ada saat ini. Jadi bukan lagi soal biaya implementasi teknologi, karena tersedia banyak solusi yang murah.

Berita baiknya, karena Bank dan Koperasi sama-sama dijalankan pada platform digital, maka Ketua Koperasi  kelak akan setara dengan Direktur Utama Bank. Dan mulai banyak generasi muda (milenial) tertarik dengan koperasi berkat teknologi digital dan di sisi lain generasi tua diperkirakan akan tertinggal jika mindset-nya terhadap koperasi tidak berubah.

Sudah menjadi anggota Koperasi digital? Ayo Berkoperasi !

Bdgantapani, 290722006

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun