Mohon tunggu...
James Mansula
James Mansula Mohon Tunggu... Guru - Teaching is Passion, is not a Job

Guru Geografi, Alumni SM-3T, Alumni PPG SM-3T, Bigreds Regional Kupang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3 November 2024   19:48 Diperbarui: 3 November 2024   21:00 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam dan bahagia Bapak Ibu Guru hebat.

Saya James Gerson Mansula, calon Guru Penggerak Angkatan 11 dari SMA Negeri Bolan Kabupaten Malaka. Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan koneksi antar materi modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Dalam tugas koneksi antar materi ini, saya akan membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LMS.

Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Penggambaran sekolah sebagai suatu ekosistem, dilakukan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi sumber daya yang ada di sekolah dengan tujuan agar dapat dimanfaatkan untuk kemajuan sekolah. Sekolah sebagai suatu ekosistem terdiri dari unsur-unsur pendukung di dalamnya baik biotik maupun abiotik. Unsur abiotik di sekolah seperti kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, komite sekolah, murid, orangtua murid dan masyarakat sekitar. Sedangkan abiotik seperti gedung, keuangan, sarana dan prasarana  yang mendukung dalam proses pembelajaran.

Sumber daya yang ada di sekolah jika dijabarkan menjadi aset/ kekuatan terdapat 7 modal utama yang terdapat di sekolah, yakni 1) modal manusia, 2) modal fisik, 3) modal sosial, 4) modal finansial, 5) modal politik, 6) modal lingkungan/alam, 7) modal agama dan budaya.

Dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah, terdapat dua pendekatan yaitu Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Approach) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Approach). Pendekatan berbasis aset atau berbasis defisit berarti bagaimana kita memandang sumber daya sekolah, apakah dianggap sebagai aset/kekuatan atau kekurangan/masalah.

Selanjutnya, sekolah sebagai suatu komunitas maka digunakan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) atau dikenal dengan pengembangan komunitas berbasis aset (PKBA). Pendekatan PKBA menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna.

Seorang pemimpin pembelajaran harus mengoptimalkan potensi sumber daya/ aset yang ada sehingga dapat bermanfaat bagi murid dalam pembelajaran. Seorang pemimpin pembelajaran, tidak hanya mengelola, tetapi juga menginspirasi dan memotivasi semua pihak yang ada untuk berkolaborasi guna  mengoptimalkan tujuan pembelajaran di kelas. Seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya bertanggung jawab untuk mengenali dan memetakan sumber daya, menganalisis potensi, membuat perencanaan strategis, membangun kolaborasi, memfasilitasi inovasi, mengembangkan kompetensi dan evaluasi demi perbaikan ke depan (refleksi).

Untuk implementasi dalam kelas, seorang pemimpin pembelajaran dapat melakukan :

  • Memetakan kebutuhan belajar siswa lewat asesmen awal, kemudian menyesuaikan strategi pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran dan menjawab kebutuhan belajar siswa (pembelajaran berdiferensiasi)
  • Membentuk kolaborasi  lewat kelompok belajar sehingga siswa dapat saling mendukung, belajar bersama, berbagi dan bekerja sama
  • Berkolaborasi dengan orangtua untuk pemantauan belajar siswa di rumah
  • Menciptakan inovasi dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
  • Memanfaatkan aset yang ada di sekolah untuk mendukung pembelajaran, misalnya belajar lewat alam sekitar, memanfaatkan buku-buku di perpustakaan atau belajar dengan menggunakan fasilitas di lab komputer

Untuk implementasi di lingkungan sekolah, seorang pemimpin pembelajaran dapat melakukan :

  • Pembentukan budaya positif di sekolah
  • Membangun kolaborasi dengan orangtua, masyarakat, komunitas atau lembaga lain untuk mendukung program sekolah
  • Terlibat dengan kegiatan sosial kemasyarakatan
  • Mengadaptasi kurikulum agar relevan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman
  • Menggunakan anggaran secara efektif dan efisien untuk mendukung kualitas pembelajaran
  • Menjaga dan merawat fasilitas yang ada di sekolah
  • Mengadakan pelatihan untuk pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru
  • Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai bakat dan minat siswa
  • Memfasilitasi lomba baik untuk siswa maupun guru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun