Mohon tunggu...
James Mansula
James Mansula Mohon Tunggu... Guru - Teaching is Passion, is not a Job

Guru Geografi, Alumni SM-3T, Alumni PPG SM-3T, Bigreds Regional Kupang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

7 Oktober 2024   20:04 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:53 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam dan bahagia Bapak dan Ibu Guru Hebat!

Salam Guru Penggerak!

Perkenalkan saya James Gerson Mansula,S.Pd.,Gr dari SMA Negeri Bolan, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Berikut ini, saya akan memaparkan kesimpulan dan refleksi untuk koneksi antar materi modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi akademik.

Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Setelah mempelajari modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi akademik, ternyata pengalaman supervisi akademik yang saya alami selama ini sedikit berbeda dengan konsep yang dipelajari dalam modul ini. Supervisi akademik yang saya alami saat masa PPL, masa PPG dan saat bekerja lebih kepada mentoring karena tidak mengembangkan potensi, tidak menggali ide, tetapi lansung memberikan solusi berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh guru yang lebih senior/ berpengalaman. Mungkin karena selama ini, peran yang dipakai saat supervisi akademik bukan sebagai coach dan coachee, melainkan mentor dan mentee.

Coach harus memperhatikan agar dalam supervisi akademik, coachee dapat menemukan ide-ide dan solusi guna meningkatkan proses pembelajarannya di kelas. Supervisi akademik menjadi sarana agar kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh guru sehingga dapat berguna dalam proses pembelajaran yang dilakukannya di kelas.

Dalam mempelajari modul ini, saya melakukan berbagai aktivitas pembelajaran misalnya belajar tentang konsep coaching secara mandiri, berdiskusi dengan sesama rekan CGP, elaborasi pemahaman dengan instruktur dan melaksanakan praktek coaching dimana kami membagi peran dengan sesama rekan CGP sebagai pengamat, coach dan coachee pada bagian demonstrasi kontekstual.

Dalam modul ini, saya mempelajari banyak hal tentang proses coaching untuk supervisi akademik. Paradigma berpikir coaching yaitu berfokus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, dan mampu melihat peluang baru dan masa depan. Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki atau dikuasai yaitu, kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Kemudian ada mendengarkan dengan RASA, yaitu Receive: menerima dan mendengarkan kata kunci, Appreciate: memberi apresiasi/sinyal mendengarkan, Summarize: rangkum kata kunci, dan Ask: mengajukan pertanyaan. Saya juga memahami prinsip berpikir coaching, yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Selain itu, terdapat Percakapan berbasis coaching menggunakan alur TIRTA yaitu, Tujuan, Identifikasi, Rencana, dan Tanggung jawab. Dalam pelaksanaan supervisi akademik terdapat 3 tahapan yang harus dilalui, yaitu pra observasi, observasi, dan pasca observasi.

Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun