Mohon tunggu...
James Mansula
James Mansula Mohon Tunggu... Guru - Teaching is Passion, is not a Job

Guru Geografi, Alumni SM-3T, Alumni PPG SM-3T, Bigreds Regional Kupang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pahlawanku

17 Agustus 2021   06:34 Diperbarui: 6 Mei 2022   21:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam liang sendiri bersemayam

Kaku tak bergerak tanpa suara

Denyut diam tak berdetak

Raga sirna termakan waktu


Masa muda mengubah takdir

Mimpi indah hanya sekejap

Tangis anak menyiksa batin

Hati gelisah di kala malam


Mata berkaca-kaca menatap sahabat

Jatuh tergeletak tak lagi berdaya

Ratap sakit terdengar keras

Bangun berdiri kuatkan tekad


Daya juang di masa lalu

Maju serang tak kenal takut

Tetes darah tak kunjung henti

Kaki goyah terus berlari


Bebas merdeka berdengung di benak

Saat juang dan asah mulai meredup

Maju menggempur kaum penyiksa

Tak akan surut demi pertiwi


Hidupmu laksana pelita malam

Mati jiwa raga, juang dikenang

Mengaung pelan di relung hati

Gelapnya malam diganti fajar


Ribuan doa tak terdengar

Bagi jiwa yang tlah tenang

Terima kasih para pahlawan

Panji perjuangan Bangsa Indonesia


Oleh : James Gerson Mansula

Malaka, 01 Agustus 2019

(Puisi untuk LOMBA BULAN BAHASA UGM 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun