I.Antibodi Monoklonal dan DaratumumabÂ
Antibodi monoklonal adalah jenis antibodi yang dihasilkan oleh sel darah putih dari satu sumber sel tunggal, sehingga hanya dapat mengenali satu jenis antigen yang merupakan zat asing dalam tubuh dan dapat dikenali oleh sistem kekebalan tubuh. Karena sifat spesifik ini, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit, termasuk kanker multiple myeloma atau kanker darah yang menyerang sel darah putih yang bertugas menghasilkan antibodi. Dalam pengobatan kanker, antibodi monoklonal dapat menargetkan sel tumor, merangsang sistem kekebalan, atau membawa zat beracun langsung ke sel kanker. Contohnya adalah obat daratumumab, antibodi yang dapat menempel pada antigen CD38, yaitu protein yang bisa ditemukan pada permukaan sel myeloma. Di saat daratumumab terikat pada CD38, akan terbentuk ikatan antara antibodi dan antigen yang memicu respons dari sel imun, seperti sel pembunuh alami (NK), untuk menyerang dan menghancurkan sel kanker tersebut. Sel NK kemudian membunuh sel myeloma dengan melepaskan zat beracun yang menyebabkan sel tersebut mati (Bonello et al. 2019).
Mekanisme kerja daratumumab mencakup beberapa cara, yang meliputi :
-Induksi Antibody-Dependent Cell-Mediated Cytotoxity: Antibodi yang sudah berikatan dengan sel tumor akan berinteraksi dengan sel imun yang diaktifkan untuk membunuh sel tumor (Donk et al. 2016).
-Induksi Complement-Dependent Cytotoxicity (CDC): Daratumumab akan berikatan secara spesifik pada epitope CD38 yang diekspresikan pada sel tumor sehingga dapat dikenali sel imun dan aktif. Hal ini akan menghasilkan pembentukan membrane attack complex yang merupakan struktur protein dalam membentuk pori-pori pada membran sel tumor hingga menyebabkan sel pecah (Donk et al. 2016).
-Induksi Antibody-Dependent Phagocytosis (ADCP): Ketika antibodi menempel pada sel tumor, sel imun akan mengenali dan menempel pada antibodi tersebut sehingga sel imun dapat mengenali sel tumor yang telah "dilapisi" oleh daratumumab. Setelah terikat, makrofag akan "memakan" dan mencerna sel tumor dengan enzim (Donk et al. 2016).
-Modulasi aktivasi enzimatik: Daratumumab mempengaruhi aktivitas enzimatik CD38 yang memiliki aktivitas enzim siklase dan hidrolase. Kedua enzim tersebut berperan dalam proses perpindahan kalsium dalam sel dan komunikasi sel (Donk et al. 2016).
-Apoptosis setelah cross-linking: Daratumumab yang berikatan dengan sel tumor akan membentuk 'jembatan' atau cross-linking yang mampu membunuh sel tumor (Donk et al. 2016).
II.Produksi Daratumumab dan Rekombinannya
Daratumumab dapat diproduksi menggunakan sel Chinese Hamster Ovary (CHO) yang, sesuai namanya, berasal dari Hamster (Niazi 2024). Metode yang digunakan adalah metode transfeksi yang berarti memasukan gen antibodi monoklonal supaya sel bisa memproduksi antibodi tersebut. Protein atau antibodi yang dihasilkan merupakan produk rekombinan karena memanfaatkan rekayasa genetika dari sel induk (CHO) agar dapat memproduksi antibodi yang secara alami tidak dapat diproduksi. Langkah-langkah besar metodenya meliputi konstruksi plasmid, proses transfeksi, seleksi dan ekspansi klonal, scale up, dan pemanenan serta purifikasi (Costa et al. 2010; Li et al. 2010; Weers et al. 2011; Niazi 2024).