Mohon tunggu...
Jamesallan Rarung
Jamesallan Rarung Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Kampung dan Anak Kampung

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Magister Manajemen Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa beda Aksi Damai dan Demonstrasi

24 Juni 2016   23:05 Diperbarui: 24 Juni 2016   23:20 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi damai sebenarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk memprotes suatu keputusan atau kebijakan yang dirasakan bertentangan dengan sistem atau tata cara suatu komunitas atau bahkan orang banyak. Sesuai dengan namanya, maka aksi damai tentunya dilakukan dengan cara-cara tanpa kekerasan dan selalu mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan tentunya hukum dalam hal berunjuk rasa.

Adapun demonstrasi, pada dasarnya hampir sama dengan maksud dan tujuan dari aksi damai. Akan tetapi demonstrasi masih memiliki dua cara, bisa dengan damai tetapi bisa juga disertai dengan tindakan-tindakan yang mengarah pada tekanan dengan mengkondisikan suatu suasana kekerasan.

Yang paling penting dimaknai di sini adalah latar belakang dan motivasi dari munculnya suatu aksi damai ataupun demonstrasi. Seperti yang sudah disebutkan di atas tadi, bahwa alasan utama kedua hal ini terjadi adalah karena adanya ketidaksetujuan dan penolakan terhadap suatu sistem ataupun kebijakan yang diterapkan.

Sebenarnya jarang sekali suatu aksi damai atau demonstrasi yang masif terjadi secara tiba-tiba. Biasanya hal ini didahului oleh pernyataan-pernyataan di media-media ataupun forum-forum diskusi dan konferensi. Jika dilihat nuansa pada saat ini dimana aktivitas harian individu sudah sangat dipengaruhi oleh media sosial (medsos), maka biasanya hal ini dimulai dengan postingan-postingan di medsos yang bernada protes atau penolakan.

Tentunya di tengah arus informasi yang sangat deras saat ini, bahkan disertai dengan lompatan-lompatan teknologi media, maka tidak bisa lagi dihindari munculnya berbagai ekspresi dan unjuk rasa, baik secara pribadi dengan postingan-postingan ringan, maupun dengan narasi yang runut bahkan disertai dengan kronologi masalah yang lengkap.

Pemerintah ataupun yang memerintah biasanya menjadi sasaran yang paling sering menerima aksi damai ataupun demonstrasi ini. Meskipun demikian suatu bentuk sistem yang lain juga tak terlepas dari hal ini, misalnya suatu organisasi ataupun badan hukum dan institusi.

Terlepas dari pro dan kontra, aksi damai dan demonstrasi adalah suatu realita yang tak dapat dihindari. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menangani hal ini dengan cara-cara yang elegan dan melakukan suatu pendekatan kekeluargaan. Bukan dengan cara menantang bahkan mengancam, hal ini malah akan makin memicu munculnya aksi damai dan demonstrasi yang lebih masif lagi.

Pendekatan yang dapat diambil sebenarnya sangatlah sederhana. Yaitu baik untuk keduabelah pihak sebaiknya menghindari suatu tindakan atau cara-cara yang memaksakan kehendak. Pihak yang  di demo dan pihak yang melakukan demo, sebaiknya tidak memaksakan secara keseluruhan kemauan masing-masing. Carilah titik temu atau bahkan untuk sementara dapat saja dilakukan suatu "gencatan senjata" untuk mendinginkan suasana. 

Hal ini sangatlah penting, karena apapun itu baik aksi damai maupun demonstrasi dapat berubah menjadi suatu tindakan dan tragedi yang anarkis jika kita salah menanganinya. Tentunya kita harus yakin bahwa masih banyak pihak yang tetap memiliki kebijaksanaan dan selalu mencari suatu "win-win solution" sehingga kemenangan bersamalah pada akhirnya yang di dapat.

Semoga rakyat dan bangsa kita Indonesia tercinta ini akan makin bijak dan matang bila berhadapan dengan suatu situasi aksi damai dan demonstrasi. Sekali lagi hindarilah pemaksaan kehendak, apapun pendapat kita yang menurut kita itu sudah terbaik dan menurut hukum yang berlaku, tetapi ternyata sangat besar yang melakukan penolakan, bahkan lebih besar daripada kelompok yang mengusulkan. Maka sebaiknya secara bijaksana menahan diri dan tidak bersikeras, yang pada akhirnya nanti malah akan merugikan rakyat dan bangsa kita Indonesia ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun