Hari ini kami beruntung bisa melihat kembali, guratan-guratan retakan dan patahan beton selebar kira kira 10 meter yang hancur dan membuat sudut kemiringan seolah mencari keseimbangan terbaiknya.
Hari ini pun kami menyaksikan beton itu dan bekas reiling tangga pelabuhan yang menjadi rumah karang yang indah bagi biota laut yang hidupnya bergantung dari makanan yang menempel di terumbu indah itu.
Saya dan teman teman, melakukan refreshing dive, lebih ke fun dive sih, walaupun dengan visibility yang kurang mendukung akan tetapi tidak mengurangi rasa takjub tentang kemahakuasaan Tuhan. Dibalik bencana hari itu 23 tahun yang lalu kini terdapat rumah nyaman bagi mahluk ciptaan yang lain.
Sekaligus menegaskan inilah kekuatan sebenarnya dari Pariwisata, sektor yang sebenarnya berdiri bebas, dan mampu tumbuh menembus batas-batas yang sektor lain tidak bisa tumbuh karena faktor pembatasan yang berhubungan dengan sustainable environtment, ya kelestarian lingkungan demi jaminan akan melihat keindahan yang sama bagi anak-cucu kita.
Mengenang kejadian 4 Mei 2000, dari kedalaman spot Pelabuhan Fery Salakan, kami tak lupa berdoa agar diberikan keselamatan dan keberkahan bagi Banggai Kepulauan dan Indonesia, rumah kita semua, yang sungguh mempesona.
Saya tidak tahu pertemuan berikutnya dalam penyelaman di spot-spot diving di Banggai Kepulauan, akan tetapi kerinduan itu melekat, karena wajah indah terumbu itu terlanjur tersematkan.
Salam pesona Indonesia, Wonderful Banggai Kepulauan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H