Saya pun membaca literatur yang mungkin menjelaskan kenapa Paisupok bisa jernih dan seperti kaca bening yang tembus pandang sampai dasar.Â
Walau masih dalam penelitian ada kemungkinan ada mineral dan biota khusus yang terdapat di Paisupok yang memancarkan warna cyan dan secara  struktur molekul air sendiri memberikan warna instrinsik biru pada massa jenis air.Â
Beberapa kandungan kimia seperti kalsium karbonat (CaCO3) serta  kaolinat (Al2Si2O5(OH)4,  juga dapat memancarkan warna biru kehijauan. Warna biru alami, dapat menjadi indikator kualitas ekosistem.Â
Danau dengan warna kebiruan cenderung lebih atrofik dibandingkan dengan warna lain yang menunjukan sebagai danau oligotrofik atau eutrofik.Â
Danau atrofik merupakan indikator daerah yang masih terawat dan belum banyak ecological footprint dari manusia yang mempengaruhi kualitas lingkungan di sekitarnya.
Pengelola dan pemerintah desa serta pemerintah daerah harus berpikir keras untuk dapat melakukan pengelolaan daya tarik wisata ini agar bisa lestari.Â
Deteksi dini, sistem kewaspadaan serta penerapan aturan berkunjung sudah harus menjadi harga mati. Penerapan aturan juga harus disertai dengan tanggung jawab hukum dari regulator, baik pemerintah desa maupun pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata untuk membuat peraturan yang mengatur tentang pengelolaan daerah wisata yang memperhatikan kelestarian lingkungan demi menjamin kebutuhan generasi mendatang.
Jangan biarkan Paisupok hanya tinggal cerita. Cerita indah beningnya sebuah danau yang terancam buram jika tidak dilestarikan.
Ayo ke Paisupok, mari melihat keindahan ciptaan Sang Pencipta yang di kemas epik sempurna dalam kebeningan alamnya. Salam Pesona, Pesona indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H