Namun semuanya itu, sebagai manusia yang memiliki akal pikiran yang sehat. Dibutuhkan suatu analisa, baik dalam dunia nyata, ataupun dalam mimpi. Analisa, artinya sebuah kontrol, untuk memperbandingkan, antara fakta yang terjadi, baik dalam dunia nyata, maupun dalam dunia mimpi. Â Â
Perbandingan yang dimaksud, untuk menghampiri kebenaran. Adakah suatu peristiwa yang terjadi itu, sesuai dengan logika pemikiran yang sehat ?, realita (wajar) atau tidak ?. Dari hasil perbandingan analisa itu dapat disimpulkan, antara kebohongan dan kebenaran.Â
Penulis sengaja menuangkan artikel yang berjudul Cuci Otak Dalam Analisa ini bertujuan, untuk sekedar mengingatkan. Agar pembaca selalu dapat membuang waktu, untuk melakukan " Analisa Cuci Otak, " sebelum memutuskan tidakan dalam sesuatu hal. Â
Bukan satu- dua orang yang pintar, memiliki kedudukan dan jabatan. Baik itu Aparat hukum, Dosen dari Perguruan tinggi, Pegawai Negri Sipil (PNS) Aparat Sipil Negara (ASN) banyak bertindak semaunya, tanpa melakukan " Analisa Cuci Otak, " hingga terjebak pada persoalan hukum. Â
Contoh semisalnya yang sudah banyak terjadi. Oknum Dosen, Oknum Kepolisian, tergoda pada seseorang wanita, bertindak semaunya, tanpa melalukan analisa, bahwa dirinya adalah salah seorang aparat Kepolisian, ataupun Dosen. Akhirnya harus berurusan ke ranah hukum.
Akibat dari perbuatannya yang melakukan asusila itu. Oknum tersebut dijebloskan ke Penjara san diberhentikan dari tempatnya bekerja. bahkan, anak dan istrinya terpaksa menanggung rasa malu pada masyarakat yang mengenalnya.Â
Guna mencegah dan mengatasi berbagai masalah, selain asusila, termasuk pelanggaran tindak pidana korupsi keuangan. Selayaknya untuk mawas diri, untuk menjaga kepercayaan tugas yang di embannya. Suatu perbuatan, tanpa dianalisa dengan logika, sering membuat hidup jadi menderita. Â
Kalau perbuatan yang dilakukan tidak realita (Se-bagaimana lazimnya), maka itu diluar logika pikiran yang sehat, apapun alasannya. Sebagaiman pepatah mengatakan " Sepandai-pandainya  tupai melompat, ada kalahnya jatuh juga ketanah." mempunyai rasa keingan yang kuat, untuk melakukan suatu perbuatan, hendaknya berdiskusi terlebih dahulu dengan akal dan pikirannya.  Â
Demikianlah artikel ini dibuat oleh penulis. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan dapat untuk menghindari dari mala petaka, pedomani pepatah lama mengatakan " Biarlah hidup sederhana, asalkan terhormat. Daripada hidup kaya raya, tetapi terhina, karena perbuatannya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H