Perjalanan hidup manusia, bagaikan air yang mengalir dari hulu hingga ke hilir, dan dimana titik akhirnya, sulit untuk diprediksi. Angan- angan dan hayalan, sebagai penyemangat hidup, tetapi tidak bisa menentukan dalam kata kepastian. Â
Dalam Cerpen ini, Penulis menggunakan " Pedagang madu keliling," sebagai subjek dari ilustrasi dalam cerita Fiksi ini. Fiksi, artinya adalah khayalan, atau rekaan sebuah cerita fiktif. Khayalan, terdiri dari tiga kelompok suku kata, yakni kha- yal- an.
Seorang pedagang madu lebah, ketika itu duduk diakar sebuah pohon kayu yang rindang, dia merasa kelelahan, habis berkeliling berjalan kaki, untuk menawarkan barang dagangan yang ia jualnya, berupa madu lebah yang dikemasnya di dalam botol kaca.Â
Dengan tiupan angin sepoy- sepoy dibawah pohon itu, pedagang tersebut menegak air minum yang dibawanya, untuk menghilangkan rasa hausnya. Setelah itu ia mengambil korek api dan sebatang rokok disundutnya, dan dihisapnya.Â
Sambil merokok, pedagang tersebut menyandarkan tubuhnya dipohon yang rindang itu. Kemudian dalam benak akal pikirannya berkhayal. " Tadi saya bawa 20 botol madu lebah, yang sudah terjual 10 buah, sisanya masih 10 botol.
Kalau nanti, yang 10 botol sisanya ini habis terjual. Saya mau membeli Ayam sebanyak 10 pasang, pejantan dan betina (20 ekor ayam), setelah beranak pinak, saya jual dan membeli sepasang hewan Kambing, setelah beranak-pinak, saya jual dan membeli dua ekor Sapi, jantan dan betina. Â
Kalau Sapi saya sudah beranak-pinak, maka saya akan menjadi orang kaya," dalam benak khayalan pedagang itu. Namun, tanpa disangka. Dua ekor nyamuk menggigit lengan tangan kirinya, didekat botol kaca berisi madu lebah yang dijualnya itu. Â Â Â Â Â Â
Tanpa disadari, dengan refleks, telapak bagian tangan kanannya memukul nyamuk tersebut, akhirnya 10 botol lebah madu yang ada disamping lengan tangan kirinya itu terjatuh, terkena benturan lengannya dan botol kaca yang berisikan madu lebah itu pecah semuanya. Â
Dari cerita tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa, hidup manusia, bagaikan air yang mengalir dari hulu hingga ke hilir, dan dimana titik akhirnya, sulit untuk diprediksi. Angan dan hayalan, sebagai penyemangat hidup, tetapi tidak bisa menentukan dalam kata kepastian. Â
Dari itu hendaknya dapat dipedomani, kehidupan adalah fakta, kemauan dan rencana harus di analisa, dan disesuaikan dengan data (Kemampuan) yang ada. Kalau memaksakan diri untuk mewujudkan impin yang tidak didukung oleh kemampuan yang ada, dikhawatirkan perjuangannya akan sia-sia. (Djohan Chaniago)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H