Mohon tunggu...
Djohan Chan
Djohan Chan Mohon Tunggu... Jurnalis - Pernah menjadi Redaktur di beberapa Media Cetak dan Elektronik, pernah memjadi Pemimpin Redaksi dibeberapa Media Cetak dan Elektronik

Hoby membuat berita, merangkum berita, membuat ulasan berita, menyunting dan menyusun berita, membuat artikel tulisan. Mempublikasikannya ke publik, sebagai edukasi. Yang baik pantas untuk ditiru, yang jelek, pantas untuk dihindari. Saling mengingatkan sesama manusia itu penting, karena manusia tidak luput dari kehilapan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Erosi Birahi

14 Maret 2022   12:44 Diperbarui: 14 Maret 2022   12:49 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wilayah konsentrasi kini telah dikubur dalam peti mati, akibatnya para pejantan tidak ada lagi tempat untuk menyalurkan aspirasi.

Akhirnya birahi meluap bagaikan gunung erosi. Malapetaka datang silih berganti, remaja putri dianggap sebagai nasi, peristiwa ini datang dan melanda hingga keujung negri.

Memahami artinya birahi, ternyata tidak punya hati. Kedudukan dan jabatan terkesan tidak ada arti, sekalipun orang- orang yang dianggap suci, ternyata butuh untuk menyalurkan aspirasi.  

Peristiwa birahi melanda didalam negri, diduga karena tidak ada wilayah konsentrasi, sebagai tempat menyalurkan aspirasi, akibatnya menimbulkan erosi.   

Luapan erosi birahi, ternyata membuat pejabat dan orang-orang suci tidak sadarkandiri, kaum ibu dan remaja putri, selalu jadi korban intimidasi.   

Guna menanggulangi luapan erosi birahi, perlukah Pemerintah membuat suatu lokalisasi untuk menyalurkan aspirasi pejantan ?. Setidaknya dapat mengurangi dari perbuatan intimidasi terhadap kaum ibu dan remaja putri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun