Mohon tunggu...
Jamaludin Law
Jamaludin Law Mohon Tunggu... -

Sederhana yang bukan biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kawanku Mesir = VS/CS Demokrasi

16 Agustus 2013   11:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:14 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan dari Bekasi ke bilangan Kuningan Rabu 14 gustus 2013 kemarin memakan waktu kurang lebih 1 jam, padahal pun sambil bermalasan memacu kendaraan, tak seperti biasanya penat macet dan berboros waktu hilang bensin sia-sia selalu melengkapi perjalanan rutin menuju aktivitas harian di hari sibuk kerja,

merasakan aura Jakarta di hari pertama masuk kantor Rabu itu seperti serasa menikmati secangkir teh dan pisang goreng buatan istri di pagi hari sambil bermalas-malasan di rumah, sederhana namun nikmat.

Suasana Rabu itu tak di jumpai di jutaan kilometer wilayah timur itu, wilayah pusat peradaban dunia kala lalu dan masa kini, tempat ilmu bersemayam mempintarkan para muridnya untuk mengabdi ke penjuru negri, tak luput itupun tertular terasa di negeri pertiwi ini, Belajar di negeri itu adalah belajar yang membanggakan bagi sebagian pemuda cerdas dan pilihan dari negeri ini. kesempatan lekat yang sangat di syukuri membekal ilmu untuk pulang kembali ke negeri di hati,.. Indonesia.

Mesir,..

Sudah taukah juga sesaat setelah di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia, dia begitu mempesona dan bersemangat mengantarkan pesan ke seantero jagat dan berjabat erat pada petinggi perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Mengucapkan dengan senang dan bangga atas kemerdekaan kita, walaupun masih banyak negara-negara yang malu, takut, bahkan tidak mau mengakui kemerdekaan negeri ini,Itu tentunya bukan bekas coretan yang gampang lekang, karena coretan yang sudah terjadi berupa sejarah.

Entah apa yang terjadi saat ini, tidak nalar bagi sebagian orang awam seperti saya, baru saja di pertengahan tahun lalu terpampang di headline koran di meja saya, mesir bergejolak menggulingkan presidennya dengan rapih dan aman di susul dengan sangat demokratis menyelenggarakan Pemilihan yang sangat Jurdil seperti di kenal di Indonesia ini juga, bahkan menurut sebagian orang pintar mengatakan bahwa mesir menuju ambang keterbukaan sangat Demokratis dan menjadi tauladan para Negri lainnya.

Ya dong itu namanya Demokrasi, nama yang di kenal juga di Indonesia, apa sih Demokrasi ?..

sejenis mahluk atau benda ?,.. saya kurang paham tentang itu, yang saya kenal demokrasi itu ibarat baju indah bisa di kenakan ke si pintar dan si bodoh, si kaya dan si miskin yang di dalamnya banyak terdapat kantong dan kerah, berisi kebajikan, kehormatan, keadilan, kesejahteraan, pokoknya yang indah dan menawan menjadi benang di setiap rajutannya, walaupun cuma sebatas janji.

Pernah juga saya tanyakan secara serius masalah Demokrasi ini ke seorang yang cerdas dan pintar wawasan kebangsaannya seorang Doktor pengajar HAM dan Demokrasi di kampus hebat, “ apakah Demokrasi Jaminan dari segala bentuk yang di sematkan itu berwujud bagi penganutnya ?, Berikan saya bukti walaupun lepas dari kasat mata saya” jawabnya wallahu a'lam bishawab, saya tanya kembali arti dari jawaban anda ?

Bahwa kita mengakui kebodohan kita dari segala apa yang kita tidak ketahui atas segala yang ada terlihat maupun tidak terlihat di cipta oleh yang maha kuasa. Benar juga rupanya belum ada yang bisa menerapkan bahwa Demokrasi itu adalah segala sumber yang di janjikan itu terwujud sekalipun itu Amerika atau Yunani yang dulunya tempat lahir para pemikir Demokrasi itu.

Rupanya baju itu sedang di coba di tubuh kekar Mesir, entah kebesaran atau kekecilan, harus ada bagian baju yang di potong atau tubuh itu yang di potong, saya juga kurang paham, tapi itu menurut logika polos, jika memang tidak ada pilihan selain memakai baju, dan bajunya harus itu ,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun