engkau ajarkan aku bermimpi,...
engkau ajarkan aku bercita-cita
tapi bukan dengan bahasamu,.. karena ku tahu jarang sekali keluar kata-kata dari mulutmu,.engkau sangat menjaga lisanmu,..tapi dengan ketauladananmu,..
hah....hatiku luluh,...ku bertekad saat itu yang ku bisa hanya belajar sungguh,.. ku tinggalkan kesenangan layaknya remaja,..ku tumbuh menjadi remaja yang dewasa,..dan ku yakin karena kondisiku saat itu.
Saat ini sinar itu masih kulihat di matamu, mata yang memang sudah tidak tajam seperti dulu,...masih ku bisa temukan pada garis - garis di sepanjang wajahmu walaupun tidak sekencang dulu,..
tenaga itu masih ku dapati pada otot -ototmu yang mulai mengendur,...
semangat itu masih dapat kurasakan di balik lemahnya tubuhmu,...
kaki itu mungkin sudah tidak mampu mengayuh sepeda 40 kilo seperti dulu,walaupun sepeda itu masih setia engkau rawat saat ini, bahkan engkau lebih memilihnya untuk di kendarai daripada sepeda motor yang anakmu belikan,
Ayah,...katakan padaku bagaimana aku bisa mengajarkan kepada anakku apa yang telah engkau ajarkan padaku,..
Ayah...Berikan aku tuntunan bagaiman aku memperkenalkan nilai nilai itu pada cucumu
Ayah,..katakan bagaimana aku membuktikan rasa sayangku padamu,...