Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - Guru dan Dosen

Seorang guru dan dosen, lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki latar belakang keilmuan teknik informatika, alumni Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Aktif mengajar di SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Amirah, Nikmatnya Rendang dan Tauco Masakan Nenek Amirah

27 Juli 2022   01:17 Diperbarui: 27 Juli 2022   16:43 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati bersama masakah nenek Amirah (Dokpri)

Saya hanya bisa menenangkannya, tidak apa-apa tidak mendapatkan daging qurban dari masjid mungkin belum rezeki.  Insya Allah nanti nanti ada daging yang dimasak dan tulang  daging mentah untuk sop yang bisa dibawah pulang, kata saya kepada nenek Amirah.

Membeli Bumbu di Pasar Gambir Tembung

Belanja Bumbu di Pasar Gambir Tembung (Dopri)
Belanja Bumbu di Pasar Gambir Tembung (Dopri)

Tidak terasa ngobrol selama di jalan, ternyata sudah sampai di Pasar Gambir Tembung. Tempat ini sangat cocok untuk membeli bumbu dan sayur, disamping harganya murah juga lengkap bahkan tidak mengenal waktu baik pagi, siang bahkan sore hingga menjelang malam tetap ramai.

Dengan memberikan fulus untuk kebutuhan memasak rendang dan tauco, maka dengan semangat nenek Amirah jalan untuk membeli bumbu-bumbunya. Nampak sekali bakat pemasak nenek Amirah, yang sudah mengetahui bumbu yang mau dibeli dan banyak tahu tempat-tempatnya.

Saya dan Amirah hanya menunggu di sepeda motor sambal memantau nenek Amirah membeli bumbu-bumbu yang dibutuhkan. Setelah semua bumbu dan sayur terbeli, selanjutnya kami menuju rumah saya. Hanya membutuhkan 25 menit lagi dan akhirnya sampai di rumah.

Memasak Rendang dan Tauco

Memask rendang dan tauco (Dokpri)
Memask rendang dan tauco (Dokpri)

Tiba di rumah langsung mempersiapkan peralatan dan perlengkapan masak untuk memulai memasak. Bumbu-bumbu dan sayur yang sudah dibeli, dikeluarkan dikupas, dirajang, dibersihkan. Anak perempuan saya juga ikut membantu. Saya membatin, mudah-mudahan dia bisa belajar dari nenek Amirah dan bisa nanti memasaknya ke depannya.

Kompor gas sudah dihidupkan, minyak dipanaskan kemudian bumbu-bumbu dimasukkan ke wajan dan proses pemasakan sudah dimulai. Nenek Amirah secara bersamaan memasak rendang dan tauco, tidak begitu lama aroma masakan sudah tercium, membuat perut sudah tidak sabar untuk menyantapnya.

Sambil  menunggu nenek Amirah memasak, saya dan anak-anak sempat ngobrol mengenai pelajaran sekolah dan pengajian membaca iqra setiap sore di sekitar rumahnya.  Setelah saya pancing membaca Al Qur'an, ternyata Amirah belum bisa membaca Al Qur'an dan membaca koran.  Kemudian Amirah juga mendapat tugas dari guru Agama di sekolah menghapal surat Al Ikhlas, yang belum juga menghapalnya. Hal ini membuat saya agak risau, maka saya ambil smartphone dan mencari video mengenai pembelajaran Al Qur'an dan cara menghapal surat pendek khususnya surat Al Ikhlas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun