Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - Guru dan Dosen

Seorang guru dan dosen, lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki latar belakang keilmuan teknik informatika, alumni Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Aktif mengajar di SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Amirah, Kontak Batin Amirah dan Neneknya Atas Meninggalnya Ummi Heriani Tanjung

18 Juli 2022   14:00 Diperbarui: 21 Juli 2022   08:19 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Papan Bunga (Dokpri)

Hari Selasa yang lalu (31/05/22) merupakan hari berduka bagi kami sekeluarga, di mana istri saya bernama Heriani Tanjung meninggal dunia di  Rumah Sakit Pirngadi Medan jam 17.05 Wib.

Berawal dari penyakit deabetes yang dideritanya hampir 5 tahun terakhir, kemudian menjalar ke infeksi  paru-paru, serta gangguan syaraf  otak, menyebabkan tidak sadarkan diri selama 10 hari (2 hari di rumah, 6 hari di RS Estomihi Medan dan 2 hari RS Pirngadi Medan). 

Cukuplah ikhtiar tingkat tinggi yang bisa diberikan untuk menyembuhkan penyakitnya, sampai akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhir dengan tenang di Rumah Sakit Pirngadi Medan.

Setelah diInformasikan baik melalui handphone, toa masjid, dan penyampaian dari mulut ke mulut,  kemudian kabar meninggalnya istri menyebar baik ke keluarga, tetangga sekitar rumah dan di luar daerah.

Petugas MPS (Majelis Pelayanan Sosial) Masjid Taqwa Muhammadiyah Tanah Tinggi bekerja cepat mendirikan tenda, menyediakan kursi dan perlengkapan mandi untuk jenazah. Malam hari pelayat sudah mulai berdatangan, dan sebagian kembali agak malam dan akan dilanjutkan keesokan harinya.

Hasil diskusi keluarga dengan petugas MPS, bahwa almarhumah akan dikebumikan di hari  Rabu (01/06/22) setelah sholat Zuhur dan akan dikuburkan di pemakaman umum di Pasar V Tembung Kab. Deli Serdang Sumatera Utara.

Keesokan harinya, satu-persatu pelayat mulai berdatangan, pelayat keluar masuk saling bergantian ingin melihat untuk terakhir kalinya. Tetangga, keluarga dekat juga keluarga jauh, teman guru alm Heriani , wali murid, dan banyak juga siswa yang hadir melayat.

Kontribusi  ibu-ibu Aisyiyah Masjid Taqwa Muhammadiyah dalam menyediakan makanan untuk ahli musibah serta pengurusan pemandian dan mengkafani jenazah juga sudah disiapkan.

Sekitar jam 10.05 Wib petugas memandikan dari ibu-ibu Aisyiyah sudah bersiap untuk melaksanakan proses fardhu kifayah memandikan kemudian mengkafaninya. Sebelum kafan ditutup, keluarga dekat satu-persatu dipersilahkan untuk melihat wajah almarhumah untuk terakhir kalinya.

Sebelum di bawa ke masjid untuk disholatkan, dilakukan prosesi terakhir melepas almarhumah, ada kata sambutan dari ahli musibah yang diwakili oleh Bapak Jamaludin, kemudian dari Ketua PRM Tanah Tinggi Bapak Abror dan tokoh masyarakat oleh Ust. Abdullah Sani Nasution.

Ilustrasi prosesi melepas alm (Dokpri)
Ilustrasi prosesi melepas alm (Dokpri)

Setelah selesai proses pelepasan kemudian dibawah menuju Masjid Taqwa Jl. Srikandi No.17 Medan Denai untuk disholatkan, cukup banyak pelayat yang ingin menyolatkan baik dari jamaah laki-laki atau perempuan sampai hampir penuh untuk mengisi ruang masjid.

***

Kedatangan Nenek Amirah Ke Rumah Duka Ummi Heriani Tanjung

Ada kejadian yang tidak terduga di sela-sela takziyah almarhumah yaitu kedatangan Amirah dan neneknya yang turut bertakziyah.

Saat para pentakziyah sudah mulai berdatangan, dan saya pun menghampiri beberapa pentakziyah dan gobrol seputar kronologi meninggalnya istri. Di sela-sela perbincangan, tiba-tiba nampak dari kejauhan Amirah dan neneknya berjalan mendekati rumah duka.

Saya pun tidak menduga kedatangan mereka, karena kepanikan saat meninggalnya almarhumah hingga terlupa untuk mengabari mereka.

Sambil tersengal-sengal nafas Nenek Amirah  memeluk saya sambil menangis terkait meninggalnya istri. Kemudian saya berusaha untuk menenangkannya, dan mengatakan dari mana mengetahui berita meninggalnya Ummi Heriani, sambal menyekah air matanya dan berkata bahwa beliau mendapat informasi dari Bapak Evan Safri salah satu pengurus Jum'at Berbagi Sugiharjo (JBS) Deli Serdang, sontak langsung bergegas menuju ke lokasi duka.

Namun yang membuat saya penasaran, mengapa senekat itu berangkat sendiri tanpa pengawalan padahal jarak yang ditempuh begitu jauh dan lokasinya pun juga belum diketahui dengan pasti. Berita meninggalnya Ummi Heriani sangat mengejutkannya, setelah itu  tanpa pikir panjang langsung berangkat dan beliau berkeyakinan bahwa Allah akan memudahkan jalan menuju lokasi  duka, lanjut Nenek Amirah mengatakan. 

Memang Amirah dan neneknya pernah sekali datang ke rumah saya, namun sudah terlalu lama. Hanya satu yang diingat saat perjalanan menuju rumah duka yaitu plang Puskesmas di Jalan Srikandi yang membantu hingga sampai, kata nenek Amirah.

Ilustrasi Plang Puskesmas (Dokpti)
Ilustrasi Plang Puskesmas (Dokpti)

Nenek Amirah menceritakan ada firasat tidak mengenakkan mulai dari pertemuan saat di Pemandian Bima Utomo Waterpark Batang Kuis pada hari Sabtu (07/05/22) yang lalu, dimana aura alm Ummi Heriani Tanjung tidak seperti biasanya, kelihatan lesuh, tidak banyak bicara dan tidak bersemangat. Mungkin penyakit yang dideritanya menyebabkan hal itu terjadi pada almarhumah, lanjut Nenek Amirah menceritakan.  

Kemudia Nenek Amirah mengatakan, itulah pertemuan terakhir kalinya berjumpa dengan Ummi saat Pemandian Bima Utomo Waterpark Batang Kuis beberapa bulan yang lalu. Kondisi terakhir alm Ummi  Heriani Tanjung  saat dilihat oleh Amirah dan neneknya, bisa di lihat pada link berikut :

https://www.kompasiana.com/jamaludin6719/6277553fef62f638636a2c12/kisah-amirah-menyalurkan-hobi-berenang-di-pemandian-bima-utomo-waterpark-batang-kuis

***

Sore harinya sekitar Jam 16.30 setelah semua proses fardu kifayah almarhumah selesai, maka saya mengantar Amirah dan neneknya ke jalan Denai, dengan bantuan abang becak mesin menuju tempat tinggal mereka di Batang Kuis  Kabupaten Deli Serdang.

Saya pun sangat mengapresiasi nenek Amirah bahwa keyakinan kepada Allah dan kecerdasan serta kesungguhan beliau,  mengantarkan hingga sampai di lokasi duka dan kembali lagi ke rumah mereka di Batang Kuis dengan selamat.

Semoga Allah mengampuni dosa almarhumah, menerima amal kebaikannya dan menempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya dan tidak lupa semoga Allah juga membalas kebaikan yang berlipat ganda kepada Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tanah Tinggi, Ibu Aisyiyah dan siapa  saja yang berkontribusi untuk kelancaran proses fardu kifayah terkhusus kepada Amirah dan neneknya.

#BantuAmirahSekolah

Penulis, Guru SMK Telkom Medan & Dosen Politeknik Ganesha Medan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun