Mohon tunggu...
JAMALUDDIN
JAMALUDDIN Mohon Tunggu... Dosen - Bukan Siapa-Siapa Hanya Manusia Biasa

Let's do today and our future

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Interaksi, Yuk Interaksi dengan Anak

20 Januari 2024   09:28 Diperbarui: 20 Januari 2024   09:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokpri Penulis

Komunikasi merupakan hal yang menjadi proritas pada sebuah interaksi sosial. sebuah lingkungan yang hidup akan interaksi sosialnya  dengan menumbuhkan dan merawat hubungan interaksi tersebut dengan sebaik-baiknya. tidak ada interaksi antar sesama bisa terjalin dengan  baik bilamana tidak ada pola interaksi yang baik pula. misalkan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas berinteraksi dengan keluarga, tetangga, rekan kantor/bisnis, dan orang lainnya secara luas.

Interaksi sosial harus senantiasa kita jaga dan pelihara dalam tatanan hidup sosial kita, dengan menjaga interaksi antar sesama banyak manfaat yang bisa rasakan, memupuk rasa kebersamaan, kekompakan, persatuan dan kesatuan, saling menghormati, peduli dan lain sebagainya. interaksi  ini semua bisa menjadi solusi  atas permasalahan hubungan kurang harmonis, kesenjangan, acuh tak acuh, kecemburuan, dan lain-lain. membangun komunikasi dalam interaksi sosial sangat penting sekali agar tujuan hidup yang selaras dapat kita capai dan menumbuhkan humanis terhadap semua orang.

Hal yang tidak kalah penting adalah interaksi dalam keluarga, terutama dengan anak. anak sebagai tempat curahan kasih sayang kita sebagai orang tua. anak sebagai generasi penerus keluarga, anak sebagai pewaris dari ilmu dan martabat keluarga. anak sebagai penyambung silaturahmi hubungan antar sesama. anak sebagai tumpuan keluarga setelah kita sampai waktunya meninggalkan dunia ini. Anak juga sebagai aset masa depan yang harus terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Bagaimana kita membangun interaksi dengan anak kita?, kapan momentum yang tepat dengan anak? 

saya yakin, saya dan anda semua sibuk dengan segudang aktivitas dan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. entah sebagai pekerja, ibu rumah tangga dan lainnya. bahkan pekerjaan kantor pun dibawa kerumah untuk diselesaikan, tidak hanya itu dihari libur yang semestinya bersama keluarga dihabiskan untuk beraktivitas lainnya. Padahal dalam ilmu interaksi sosial hubungan yang harus senantiasa terjaga dalam segitiga sama sisi adalah hubungan kepada kepada tuhan pencipta (beribadah), Hubungan kepada masyarakat  (sosial), dan hubungan keluarga (rumah tangga). 

Sumber: Dokpri Penulis
Sumber: Dokpri Penulis

Pola interaksi diatas menginformasikan kepada kita semua bahwa kita senantiasa menjaga hubungan kita kepada Allah Tuhan kita, menjaga hubungan sosial masyarakat kita dan senantiasa menjaga hubungan keluarga kita. segita tiga mengibaratkan pola interaksi harus seimbang diantara semuanya. terlalu dominan terhadap salah satu interaksi saja, dalam masyarakat kita harus punya peran interaksi, dengan tuhan sebagai sang pencipta, dengan keluarga kita pun harus menjaga keharmonisan.

kembali lagi interaksi dengan keluarga, dalam pola diatas salah satunya interaksi  keluarga (family).

Bagaimana kita mewujudkan pola interaksi dengan anak?

Kita punya peran sebagai orang tua harus mampu memberikan  contoh (tauladan) dengan memberikan  informasi   nasehat, pembelajaran, pendidikan, dan mampu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada keluarga, alam, sosial dan kepada Allah Tuhan yang menciptakan.

Kapan momentum yang tepat?

Pola pikir (mind set) anak tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya kembali lagi masa dimana mereka sedang tumbuh dan berkembang. Pendekatan yang perlu kita lakukan harus mampu bisa menyesuaikan (adaptasi) dengan kondisi anak. dengan anak yang masih balita belum bisa kita ajarkan sesuai hal yang bersifat teoritis karena mereka lebih kepada hal yang sifatnya teknis, misal mereka suka bermain, disaat mereka bermain saatnya kita berinteraksi dengan mereka, mencoba memahami dan mengikuti cara bermain mereka, melatih kepekaan mereka bagaimana keseimbangan dalam objek permain tertentu. menyusun objek benda supaya sama, mencocokan warna, ukuran dan lain sebagainya.

alhasil dengan pola interaksi seperti ini akan menumbuhkan kebahagian dan keharmonisan,tetapi tetap diberikan arahan waktu bermain dijam tertentu, agar membiasakan anak sejak dini disiplin pada waktunya. memang bicara teori mudah untuk diucapkan ketika dilakukan ada yang mengalami kesulitan dan tidak banyak juga hal ini yang mengganggapnya mudah. kembali lagi kepada kondisi anak masing-masing mulai melatih dan mencoba.

Akan berbeda dengan pola interaksi kepada anak yang sudah mengenyam usia remaja atau dewasa pendekatan yang dilakukan akan berbeda tidak sama dengan pada anak balita  pada umumnya.Selain arahan teori perlu adanya arahan dan contoh, sepertinya kita mensupervisi sebagai atasan kita perlu memberikan petunjuk dan teknis (juknis), ketika kita menyuruh mereka belajar maka sebagai supervisi memberikan materi ajar, mengajak diskusi materi apa yang perlu dipelajari hari esok atau ada PR  yang perlu diarahkan lih (bukan dikerjakan ortu ya) melainkan memberikan pemahaman saja selebihnya mereka mandiri mengerjakannya. ketika waktunya ibadah sholat misalkan maka kita mengajak mereka untuk bersama-sama ibadah. maka kembali lagi kepada pola pendekatan interaksi yang mana yang sesuai dengan kondisi anak-anak kita. (Bersambung).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun