Komunikasi merupakan hal yang menjadi proritas pada sebuah interaksi sosial. sebuah lingkungan yang hidup akan interaksi sosialnya  dengan menumbuhkan dan merawat hubungan interaksi tersebut dengan sebaik-baiknya. tidak ada interaksi antar sesama bisa terjalin dengan  baik bilamana tidak ada pola interaksi yang baik pula. misalkan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas berinteraksi dengan keluarga, tetangga, rekan kantor/bisnis, dan orang lainnya secara luas.
Interaksi sosial harus senantiasa kita jaga dan pelihara dalam tatanan hidup sosial kita, dengan menjaga interaksi antar sesama banyak manfaat yang bisa rasakan, memupuk rasa kebersamaan, kekompakan, persatuan dan kesatuan, saling menghormati, peduli dan lain sebagainya. interaksi  ini semua bisa menjadi solusi  atas permasalahan hubungan kurang harmonis, kesenjangan, acuh tak acuh, kecemburuan, dan lain-lain. membangun komunikasi dalam interaksi sosial sangat penting sekali agar tujuan hidup yang selaras dapat kita capai dan menumbuhkan humanis terhadap semua orang.
Hal yang tidak kalah penting adalah interaksi dalam keluarga, terutama dengan anak. anak sebagai tempat curahan kasih sayang kita sebagai orang tua. anak sebagai generasi penerus keluarga, anak sebagai pewaris dari ilmu dan martabat keluarga. anak sebagai penyambung silaturahmi hubungan antar sesama. anak sebagai tumpuan keluarga setelah kita sampai waktunya meninggalkan dunia ini. Anak juga sebagai aset masa depan yang harus terpelihara dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana kita membangun interaksi dengan anak kita?, kapan momentum yang tepat dengan anak?Â
saya yakin, saya dan anda semua sibuk dengan segudang aktivitas dan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. entah sebagai pekerja, ibu rumah tangga dan lainnya. bahkan pekerjaan kantor pun dibawa kerumah untuk diselesaikan, tidak hanya itu dihari libur yang semestinya bersama keluarga dihabiskan untuk beraktivitas lainnya. Padahal dalam ilmu interaksi sosial hubungan yang harus senantiasa terjaga dalam segitiga sama sisi adalah hubungan kepada kepada tuhan pencipta (beribadah), Hubungan kepada masyarakat  (sosial), dan hubungan keluarga (rumah tangga).Â
Pola interaksi diatas menginformasikan kepada kita semua bahwa kita senantiasa menjaga hubungan kita kepada Allah Tuhan kita, menjaga hubungan sosial masyarakat kita dan senantiasa menjaga hubungan keluarga kita. segita tiga mengibaratkan pola interaksi harus seimbang diantara semuanya. terlalu dominan terhadap salah satu interaksi saja, dalam masyarakat kita harus punya peran interaksi, dengan tuhan sebagai sang pencipta, dengan keluarga kita pun harus menjaga keharmonisan.
kembali lagi interaksi dengan keluarga, dalam pola diatas salah satunya interaksi  keluarga (family).
Bagaimana kita mewujudkan pola interaksi dengan anak?
Kita punya peran sebagai orang tua harus mampu memberikan  contoh (tauladan) dengan memberikan  informasi  nasehat, pembelajaran, pendidikan, dan mampu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada keluarga, alam, sosial dan kepada Allah Tuhan yang menciptakan.