Mohon tunggu...
JAMALUDDIN
JAMALUDDIN Mohon Tunggu... Dosen - Bukan Siapa-Siapa Hanya Manusia Biasa

Let's do today and our future

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Pendidik Atas Maraknya Pinjaman Online

19 Januari 2024   06:44 Diperbarui: 19 Januari 2024   07:10 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam industri keuangan yang berkembang saat ini yang begitu pesat, Otoritas Keuangan telah mencatat ada banyak perusahaan kredit ataupun lembaga penyalur jasa pinjaman dana kepada debitur atau nasabah yang ada di Indonesia. Kehadiran ini begitu merebah keseluruh aspek lapisan masyarakat yang menyasar kepada kalangan generasi tidak hanya orang tua dewasa bahkan anak-anak sekalipun merasakan munculnya produk literasi pembiayaan. 

Kehadiran ini ada yang beranggapan bahwa adanya perkembangan industri jasa pinjaman atau kredit ini mengkhawatirkan masyarakat kedepannya. Bagaimana tidak kita ketahui masyarakat indonesia dengan pola konsumtif nya dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan sehari-harinya tidak terlepas untuk memiliki cadangan uang kas atau uang electronic (E-Money), belum lagi perusahaan atau lembaga kredit yang memberikan kemudahan layanan kredit atau pinjaman ini.

Kalau ada mudah mengaksesnya mengapa harus cari yang rumit bukan ? inilah hastag atau statement yang digaungkan di era digital saat ini. Awas dan waspada saudara !  ini kalimat warning yang harus selalu kita camkan dan ingat dalam menilai sesuatu apalagi yang berkaitan dengan pinjaman atau kredit. Bukan hanya sesuatu manfaat didepan yang kita harapkan, kita harus melihat semua resiko (all Risk) kredit yang mungkin terjadi kepada debitur secara mendasar seperti gagal bayar yang berdampak kepada ketidak mampuan debitur dalam mengangsur cicilan sampai kepada pelunasan pinjaman diakhir masa tenor yang telah disepakati bersama. 

Belum lagi lembaga penyalur pinjaman (kreditur) yang harus menanggung risk kerugian keuangan atas kredit bermasalah yang dilakukan oleh debitur karena debitur tidak mampu membayar. Selain itu pula hilangnya nilai-nilai kepercayaan kedua belah pihak baik selaku debitur atau kreditur. Ini perlu kita sadari dan camkan sebelum melakukan permohonan pinjaman atau pembiayaan pada sebuah lembaga kredit.

Dalam buku saya  "Waspada Jeratan Pinjaman Online" tahun 2023 sedikitnya mengupas bagaimana ruang lingkup Pinjaman online dan keberadaannya. Mengapa kita harus mengulasnya kembali dalam buku ini ? buku waspada pinjaman online dengan buku pengantar kredit analyst memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. pada literasi pengantar kredit analyst menjelaskan  teori dan pengantar yang membahas mengenai dasar kredit, ruang lingkup kredit dan hal-hal lainnya. sedangkan buku waspada pinjaman online merupakan buku menjelaskan implementasi atas kredit dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini berbicara fakta dan relita yang terjadi ditengah masyarakat bagaimana perkembangan industri kredit yang mewabah hadir dalam memberikan solusi sesaat akan tetapi berpotensi masalah dikemudian hari.

Pinjaman atau kredit online bukan istilah baru yang hadir didepan mata kita, kita buka Handphone atau android bermunculan iklan promo pinjaman online  meskipun dilewati  (skip) oleh pengguna internet pada aplikasi tertentu, tetap saja muncul dan muncul lagi. Inilah peran digitalisasi yang dijadikan alat industri keuangan terutama dalam penawaran dan penyaluran fasilitas pinjaman. Apakah kita harus hindari ini ? tentu saja tidak, selagi kehidupan masih ketergantungan kepada layanan internet dalam berbagai aplikasi maka penawaran iklan pinjaman online akan selalu ada dalam penggunaan internet kita. 

Kehadiran era digitalisasi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan, arus globalisasi menuntut kematangan dan kedewasan berpikir kita dalam mengelola informasi, memfilterisasi informasi dan layanan digital. Kira-kira yang baik untuk kita dan yang bisa berdampak buruk bagi kita. Kembali lagi kepada kita semua apakah technologi digital dianggap baik dan memberikan manfaat atau keburukan? Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Artinya kematangan berpikirlah yang kita harapkan saat ini.


Perlu adanya terobosan serta pendekatan literasi dari semua kalangan terutama kaum melenial, akademisi. Disini ada dua peran yang bisa kita lihat. Pertama peran literasi object sebagai pendidik misal sebagai pemerhati pendidikan sebut saja guru atau dosen harus menelurkan karya-karyanya untuk mengedukasi masyarakat secara menyeluruh bagaimana mengenal kredit yang baik?, waspada kredit online? Bagaimana mengatasi kredit bermasalah dan lain sebagainya. Karya-karya ini bisa dibuatkan dalam bentuk buku atau artikel atau literasi lainnya. kedua peran literasi object sebagai pengguna (user), nah ini yang teramat penting harus mampu mempelajari, menganalisa, mencari informasi, cek fakta dan data serta akurasi atas resiko yang akan terjadi.


Apa sekiranya yang perlu dilakukan ditengah mak peran industri keuangan digital ? adalah dengan mem-browsing  via intenet informasi atas literasi kredit atau pinjaman online.  Kalau kita lihat disini ada peran Take and give  atas literasi yang ada. Pendidik yang mempunyai kepedulian terhadap nasib bangsa kita harus mampu melahirkan karya buku dan literisi terbaiknya guna memberikan informasi, data dan fakta, mengedukasi secara menyeluruh. Bukan kah pendidik sebagai agen of change atas tuntutan zaman. Tidak cukup hanya kita mengajar dikelas saja sebagai tuntutan tugas tridarma kita. Kita harus hadir memberikan akses kecerdasan ektern kepada masyarakat luas. Mereka perlu sentuhan edukasi digital kepada mereka yang memang mebutuhkan. 

Peran pengguna atau dalam makna luas adalah masyarakat harus menyambut baik kehadiran literasi digital dengan mengakses informasi, data dan rujukan lainnya yang mampu memberikan pemahaman tentang pinjaman online sebelum melakukam eksekusi keputusan meminjam. Karena kurannya pemahaman informasi tentang dampak, resiko dan lain sebagainya akan membuat masyarakat kita terdampak kedepannya. Peran serta keduanya harus bisa dirasakan manfaatnya ditengah berkembangnya industri keuangan dalam penyaluran pinjaman atau kredit online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun