Mohon tunggu...
JAMALUDDIN
JAMALUDDIN Mohon Tunggu... Dosen - Bukan Siapa-Siapa Hanya Manusia Biasa

Let's do today and our future

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Wacana BBM Subsidi Naik, Solusi atau Masalah?

31 Agustus 2022   11:50 Diperbarui: 31 Agustus 2022   11:58 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Isu atau Wacana Kenaikan BBM Bersubsidi semakin Berhembus kencang. Wacananya Kenaikan akan diumumkan oleh pemerintah per tanggal 1 September 2022, esok hari. informasi ini menjadi isu sentral beberapa pekan ini.

Mengapa tidak BBM Subsidi sebagai penopang bahan Bakar bergeraknya Perekonomian Indonesia  maka ini menjadi perhatian khusus  Para Penggiat Transportasi umum, Ojek Online (Ojol), pelaku Ekonomi, Pengamat dan lainnya.

Berikut kami dapatkan  Formula selisih Harga BBM Subsidi saat ini dengan Rencana Harga BBM  Baru. Harga BBM Solar  Subsidi Rp 5.150,-/Liter Menjadi Rp 7.200,-/Liter Artinya mengalami Kenaikan Rp 2.050.,/liter  (39,81 %), untuk Harga Pertalite BBM Subsidi Rp 7.650,-/liter Menjadi Rp 10.000.,/Liter Artinya  Mengalami Kenaikan Rp 2.350.,/Liter (30.72%), untuk Harga Pertamax Sebelumnya Rp 12.500,-/Liter Menjadi Rp 16.000,- Artinya mengalami Kenaikan Rp 3.500,-/Liter (32,84%). untuk rata-rata Kenaikan dari Harga BBM Subsidi ke Rencana Kenaikan berkisar 32,84 %.

Apa yang menjadi pertimbangan Pemerintah menaikan Harga BBM Subsidi  ? Apakah dengan wacana Kenaikan ini akan menjadi solusi atau malah menjadi Masalah ?

Berikut penyebab harga BBM subsidi bisa naik yang penulis  kutip dari berbagai sumber, Penyebab yang pertama adalah lonjakan Harga Minyak Dunia, Pemerintah menaikkan harga BBM subsidi dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga minyak mentah di pasar global menjelang musim dingin. Bila dicermati, harga minyak mentah sepanjang pekan lalu turun hampir 1,3 persen dari rata-rata pekan sebelumnya karena perlambatan ekonomi global membayangi pemulihan permintaan di AS. 

Pada Jum'at (19/8), Kontrak berjangka West Texas Intermediate pengiriman September parkir di US$90,8 per barel dan Brent di US$96,7 per barel. Bursa Berjangka Komoditi dan Derivatif melihat harga minyak secara teknikal berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$95 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif, maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$85 per barel.

Penyebab Kedua adalah Subsidi BBM Bengkak. Berdasarkan Pernyataan Menko Luhut Binsar Panjaitan " Perlu ada penyesuaian kebijakan harga BBM yang saat ini ditopang oleh subsidi dari APBN sebesar Rp502 triliun". Sejalan dengan harga minyak dunia yang tinggi, terdapat gap antara harga keekonomian dan harga jual Pertalite serta Solar. imbuhnya. Oleh sebab itu, Menko Luhut menyebut pemerintah tengah menyusun skema penyesuaian harga untuk mengurangi beban subsidi dan kompensasi energi tersebut.

Apalagi, saat ini harga BBM di Indonesia relatif lebih murah jika dibandingkan dengan mayoritas negara lain di dunia. Sebagai gambaran, harga  BBM jenis Solar mencapai Rp18.150/liter, tetapi dijual di SPBU seharga Rp5.150/liter. Sementara itu, harga Pertalite mencapai Rp17.200/ liter, dan dijual oleh PT Pertamina (Persero) seharga Rp7.600/liter.

Penyebab yang ketiga adalah Harga Minyak Mentah Indonesia Cenderung Tinggi, dikutip dari Antara, Pertamina telah menaikkan harga BBM komersial, yaitu Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite, dan Pertamina Dex. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan kenaikan harga ini disebabkan oleh harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) yang masih tinggi. harga minyak mentah sering kali bersifat fluktuatif, tetapi di Indonesia, saat ini, harganya masih cenderung tinggi. Berdasarkan catatan Pertamina, harga rata-rata ICP per Juli 2022 berada di kisaran US$106,73 per barel atau lebih tinggi 24 persen daripada Januari 2022.

ini yang menjadi penyebab pemerintah menaikan Harga BBM Subsidi menjadi Harga BBM Baru.

Solusi atau Masalah atas naiknya BBM Subsidi ?

Bila melihat dari penyebab mengapa pemerintah menaikan Harga BBM Subsidi dengan tujuan untuk mengantisipasi lonjakan harga minyak mentah di pasar global, Subsidi BBM Bengkak karena kebijakan harga BBM yang saat ini ditopang oleh subsidi dari APBN sebesar Rp502 triliun, dan Harga Minyak Mentah (ICP) Indonesia Cenderung Tinggi. ini yang menjadi tujuan pemerintah menaikan Harga BBM Per 1 September 2022.

Bila melihat historis dan fenomena yang ada setiap ada rencana Kenaikan Harga BBM Pasti Ini akan memberikan dampak pada Kenaikan Harga Barang Pokok (Sembako), Kenaikan Ongkos Transportasi umum, Ongkos Ojek Online (Ojol) naik, angka inflasi akan bergerak naik. Dampaknya tentu akan sangat memberatkan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

Selain itu pula Kenaikan harga BBM bersubsidi, dikhawatirkan akan mempengaruhi kembali daya beli dan konsumsi masyarakat, hal ini akan berdampak terhadap pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, bahkan pertumbuhan ekonomi dikhawatirkan akan kembali melambat meskipun saat ini pertumbuhan Ekonomi di Kuartal I dan II tumbuh sebesar 5,01 persen dan 5,44 persen, yang pastinya dipengaruhi  oleh tingginya ekspor komoditas.

Selanjutnya kenaikan harga BBM bersubsidi akan memberikan pengaruh yang besar bagi kalangan  sektor UMKM dan usaha kecil informal lainnya yang seringkali tidak tersentuh oleh program bantuan sosial Pemerintah. Selama ini, sebagian besar sektor UMKM dan informal tersebut memanfaatkan BBM bersubsidi dalam menjalankan usahannya. Kenaikan BBM bersubsidi dikhawatirkan akan semakin membuat pengusaha UMKM dan informal lainnya semakin terpuruk, dikhawatirkan angka kemiskinan dan pengangguran akan semakin meningkat.

Belum lagi masyarakat  juga sudah terkena dampak dari kenaikan harga Minyak Goreng, Harga Telur yang masih Meroket, Harga Cabai masih Tinggi dan beberapa Sembako yang merangkak naik terdampak isu wacana Kenaikan BBM ini.

Dengan adanya wacana Kenaikan BBM ini, kita meminta pemerintah agar mempertimbangkan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, Pemerintah  membuat kebijakan pengendalian BBM bersubsidi, dengan membatasi penggunaan BBM bersubsidi untuk kalangan tertentu saja, angkutan umum, sepeda motor dengan Kapasitas CC Rendah.

Semoga Pemerintah bisa mempertimbangkan wacana Kenaikan BBM ini dengan sebaik baiknya dengan melihat dampak atau imbasnya bagi pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

(Jamaluddin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun